Lumajang, LenteraInspiratif.id – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) mengumumkan bahwa pendakian ke Gunung Semeru resmi ditutup hingga 8 Februari 2025. Penutupan ini dilakukan sebagai langkah mitigasi menyusul cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut.
Kepala BB-TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil demi keselamatan para pendaki. “Saat ini, kondisi cuaca di kawasan Gunung Semeru sangat tidak bersahabat, dengan curah hujan tinggi yang berpotensi memicu longsor dan banjir lahar dingin,” ungkapnya dalam siaran pers resmi, Jumat (18/1).
Gunung Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, selalu menjadi tujuan favorit para pendaki. Namun, risiko keselamatan akibat cuaca buruk dan aktivitas vulkanik menjadi perhatian utama pihak pengelola. Selain faktor cuaca, penutupan ini juga dimanfaatkan untuk pemulihan ekosistem. “Penutupan pendakian rutin kami lakukan setiap tahun, biasanya bersamaan dengan musim hujan. Ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk melakukan evaluasi jalur pendakian dan pemulihan habitat,” tambah Rudjianta.
Selama masa penutupan, BB-TNBTS mengimbau masyarakat dan pendaki untuk tetap mematuhi aturan dan tidak memaksakan diri mendaki. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau perkembangan cuaca terkini.
Pendaki yang telah mendaftar untuk mendaki selama periode penutupan dapat mengajukan penjadwalan ulang atau pengembalian biaya pendaftaran melalui kanal resmi BB-TNBTS. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi BB-TNBTS atau akun media sosial mereka.
Dengan penutupan ini, diharapkan tidak hanya keselamatan pendaki yang terjamin, tetapi juga kelestarian lingkungan Gunung Semeru tetap terjaga.