lenterainspiratif.id | Mojokerto – Satu langkah pencegahan Bullying terhadap anak baik di lingkungan sekolah maupun di kehidupan bermasyarakat maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota Mojokerto gencar melakukan sosialisasi dan imbauan anti bullying (perundungan) sebagai proses penyadaran kepada lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Kota Mojokerto.
Kepala Dispendikbud Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara berulang oleh suatu individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain yang lebih lemah. Dampak bullying adalah menyebabkan korbannya trauma mendalam.
“Untuk mengatasi bullying diperlukan kerja sama seluruh warga sekolah. Alhamdulillah, tidak ada peristiwa bullying di lembaga-lembaga pendidkan Kota Mojokerto. Namun demikian, antisipasi maksimal tetap berjalan dalam gerakan anti bullying,” katanya, Sabtu (18/11/2023)
Menurut Amin, ada beberapa hal yang perlu dilakukan lembaga pendidikan untuk mencegah bullying. Seperti memberikan pemahaman mengenai bahaya perundungan kepada seluruh warga sekolah, baik guru, tenaga kependidikan, hingga peserta didik.
Selain itu, lembaga pendidikan harus sensitif terhadap situasi dan kebutuhan bila ada korban bullying.
“Seluruh elemen sekolah, agar memiliki rasa simpati dan juga empati kepada warga sekolah. Satuan pendidikan dapat membuat kebijakan, aturan, dan juga sanksi yang tegas, bila ada aksi perundungan yang ada di lingkungan sekolah,” ujarnya.
“Di samping itu, perlunya penyediaan fasilitas sarpras yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Sekolah harus punya program nyata stop bullying. Marilah, kita dampingi anak-anak dalam proses pembelajaran dengan kasih sayang tulus dan penuh cinta kasih,” pungkasnya. ( Roe )