Maluku Utara

Awal Tahun 2025, Dinkes Kota Ternate Himbau Masyarakat Selalu Waspada Flu Burung dan ISPA

Ternate, LenteraInspiratif.id – Dinas Kesehatan Kota Ternate, Maluku Utara, himbau kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat Kota Ternate, terhadap Flu Burung dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, dr Fathiyah Suma M.Kes, mengatakan ISPA merupakan penyakit yang dapat mengenai saluran pernapasan atas dan bawah. ISPA dapat disebabkan salah satunya oleh virus. Virus yang sering menyebabkan ISPA yaitu virus Influenza dengan berbagai subtipe bersirkulasi. Di Indonesia telah ditemukan subtipe virus influenza musiman dan virus influenza penyebab flu burung.

dr Fathiyah, mengatakan bahwa Flu Burung merupakan salah satu zoonosis yang perlu mendapat perhatian, kasus terakhir di Indonesia dilaporkan pada tahun 2017. Tahun 2024 sebaran kasus Flu Burung di dunia dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yaitu di China (1 kasus), Vietnam (2 kasus), Cambodia (10 kasus), dan Ghana (1 kasus), Amerika Serikat (65 kasus), Canada (1 kasus), Mexico (1 kasus), India (1 kasus) dan Australia (1 kasus).

 

“Jumlah manusia yang terinfeksi dilaporkan masih terbatas namun cenderung meningkat. Penularan pada manusia terjadi akibat paparan dengan hewan terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi,” jelas dr Fathiyah, Senin (13/01/2025).

Ia menyampaikan, berdasarkan hasil penilaian bersama WHO, FAO, dan WOAH pada 20 Desember 2024, risiko kesehatan masyarakat global oleh flu burung dinilai rendah. Meskipun demikian, masih ada potensi risiko terhadap kesehatan manusia dan dampak luas penyakit ini pada kesehatan burung liar, unggas, ternak, dan populasi hewan lainnya.

“Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu ISPA yang disebabkan oleh patogen lain, diantaranya Human Metapneumoniavirus (HMPV). Berdasarkan laporan nasional surveilans sentinel penyakit pernapasan akut (National sentinel surveillance of acute respiratory infectious diseases) di China tahun 2024, terdapat peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh influenza musiman, human metapneumovirus, rhinovirus, dan RSV,” ungkap Kadinkes.

 

“Hal ini disebabkan musim dingin yang terjadi di negara tersebut. Peningkatan kasus tidak signifikan, dan tidak ada kematian, hal ini tidak mengkhawatirksn namun tetap perlu dilakukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan berkaitan pada musim-musim tersebut,” sambungnya.

Kata dr Fathiyah, di Ternate, ISPA terjadi sepanjang tahun, namun pada awal, pertengahan dan akhir tahun biasanya mulai terjadi peningkatan karena adanya musim hujan dan pergantian musim. Berdasarkan laporan rutin ISPA di tahun 2024, tren ISPA tidak menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan.

 

Dirinya, mengatakan sesuai paporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), tren Influenza like illness (ILI) di tahun 2023 dan 2024 juga tidak menunjukkan peningkatan. Sedangkan berdasarkan data sentinel ILI-SARI menunjukkan bahwa subtipe virus influenza di Indonesia saat ini didominasi oleh influenza musiman A (H1N1Pdm09).

 

“Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor PM.0301/C28/2025 tentang Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap Flu Burung dan ISPA,” tandasnya.

 

Oleh karena, sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate mengeluarkan surat Himbauan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap Flu Burung dan Infeksi ISPA dengan memperhatikan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh Puskesmas sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelaporan rutin ISPA/Pneumonia/Flu Burung pada format laporan program ISPA dan Zoonosis setiap bulannya.

2. Meningkatkan pelaporan ISPA/Pneumonia/Flu Burung melalui pelaporan rutin ISPA, Zoonosis, dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org dan jika terjadi peningkatan kasus potensial KLB dapat dilaporkan melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telp./WhatsApp 0877-7759-1097.

 

3. Puskesmas berkoordinasi dengan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging.

4. Puskesmas sentinel site ILI-SARI meningkatkan penemuan kasus ILISARI termasuk meningkatkan jumlah spesimen yang dikirimkan ke laboratorium rujukan.

 

5. Memastikan tenaga kesehatan, tenaga medis dan petugas lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan mendapatkan perlindungan yang optimal dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar.

 

6. Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

7. Mengintensifkan kegiatan surveilans dan Tim Gerak Cepat (TGC) terutama dalam mendeteksi sinyal epidemiologi dan virologi di lapangan.

8. Melakukan penyelidikan epidemiologi terpadu lintas sektor bersama dengan Dinas Kesehatan untuk mengetahui faktor risiko dan kasus tambahan.

9. Melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam upaya kewaspadaan Flu Burung dan ISPA sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam kewaspadaan di wilayahnya.

10. Puskesmas berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan (Puskeswan) untuk melakukan investigasi wabah terkoordinasi Flu Burung dan penyuluhan terkait risiko zoonosis Flu Burung yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

 

11. Menyebarluaskan informasi dan imbauan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun antiseptik (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer, menggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika dikerumunan, menerapkan etika batuk dan bersin, dan segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala Influenza Like Illness (ILI) dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko. (TT).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version