Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Tahu solet menjadi cemilan andalan menemani dinginnya musim hujan. Terlebih jika gorengan ini tersaji dalam keadaan hangat, pasti membuat kita ketagihan. Kuliner ini tersaji di tahu solet legendaris Mak Ni di Desa Perning, Jetis, Kabupaten Mojokerto.
Tahu solet Mak Ni dapat ditemukan di Jalan Raya Desa Perning, yakni persis di seberang Kantor Desa Perning. Meski lapak tahu goreng ini terlihat sederhana, namun tak pernah sepi pembeli sejak pukul 15.30 WIB.
Tahu solet Mak Ni disajikan hangat. Karena Budi Santoso (56) dan istrinya Susanah (50) terus menggoreng tahu untuk meladeni para pelanggan mereka. Tahu ini mereka produksi sendiri sehingga saat digoreng memiliki tekstur lembut di dalamnya dan renyah di kulitnya.
“Tahu kami produksi sendiri, tidak pakai obat, masih tradisional, tidak pakai campuran. Rasanya tidak ada kecutnya, teksturnya lembut, digoreng cepat kering,” kata Susanah.
Tahu solet Mak Ni disajikan dengan cara berbeda. Pada bagian tengah dibelah dan diisi sambal petis yang nikmat. Perpaduan rasa yang manis, gurih dan pedas membuat lidah bergoyang.
Susanah mempertahankan resep warisan ibunya dengan menggunakan campuran kacang goreng, petis, gula pasir, garam dan cabai.
Kacang goreng sengaja ditumbuk tidak sampai lembut atau masih berupa butiran-butiran. Sehingga setiap mengunyah ada sensasi ceklus-ceklus atau kriuk yang gurih.
Perpaduan tahu yang mantap dan bumbu yang nikmat membuat sulit berhenti untuk menyantapnya. Tak ayal tahu solet Mak Ni tetap eksis sejak 52 tahun silam.
“Tahu solet ini warisan bapak dan ibu saya yang memulai usaha tahun 1970. Resepnya diwariskan ke saya,” terang ibu dua anak warga Dusun/Desa Perning ini.
Tahu solet Mak Ni ini dirintis pasangan almarhum Kasmin dan Kasiani (86) tahun 1970. Pasangan suami istri yang mempunyai 4 anak ini sejak dulu memproduksi sendiri tahu yang mereka jual. Nama Mak Ni diambil dari panggilan Kasiani. Susanah baru mewari bisnis ini sejak pensiun dari pabrik sarung tangan tahun 2017. Sedangkan suaminya pensiunan buruh pabrik sepatu.
Lapak tahu solet Mak Ni buka setiap hari pukul 15.30-22.00 WIB. Saking larisnya, Susanah mampu menghabiskan 5 bak tahu per hari. Terlebih lagi lokasinya yang dekat dengan banyak pabrik di sekitarnya. Sehingga para buruh biasa mampir ketika jam istirahat untuk membeli camilan di tempat ini. Omzet yang diraup anak bungsu dari pasangan Kasimin dan Kasiani ini mencapai Rp 1,5 juta per hari.
“Pemasarannya hanya dari mulut ke mulut, pelanggan saya dari Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kecamatan Jetis dan sekitarnya,” ungkapnya.
Tahu solet Mak Ni paling enak dinikmati di tempat selagi masih hangat ditemani segelas kopi atau air mineral. Para pelanggan juga banyak yang memilih menyantapnya di rumah bersama keluarga. Harga kudapan legendaris ini ternyata lumayan terjangkau. Yaitu hanya Rp 1.000 per potong.
“Pelanggan juga bisa meminta tahu yang lebih krispi, harganya sama,” ujar Susanah. (Diy)











