Gaya Hidup

Simak, Filosofi Janur Kuning Dalam Pernikahan Adat Jawa

Janur kuning
Ilustrasi janur kuning

Lenterainspiratif.id | Gaya Hidup – Janur kuning merupakan salah satu warisan budaya atau adat-istiadat yang sampai saat ini masih dipercaya sejumlah masyarakat Jawa yang akan menggelar pernikahan.

Masyarakat Indonesia biasanya mengenal kalimat “Tenang aja selama janur kuning belum melengkung,” ungkapan tersebut adalah peribahasa ditujukan kepada remaja yang sedang kasmaran, mengharapkan dapat menjadi jodoh dari seseorang yang sedang disukai.

Lantas apa sebenarnya filosofi dan makan janur kuning dalam pernikahan adat Jawa? Mari simak ulasan berikut ini.

Arti Janur Kuning Melengkung

Ini dia arti janur melengkung dalam filosofi budaya adat jawa, ternyata bukan sekadar hiasan.

Mengutip buku Tanaman Kultural dalam Perspektik Adat Jawa dalam Aspek Kajian Filosofi karya Purnomo (63:2013), secara linguistik kata janur kuning berasal dari kata jan yang diartikan jannah. Jannah adalah kata Bahasa Arab yang berarti surga, nur artinya cahaya dan ning berarti wening artinya suci.

Jadi janur kuning di sini dimaksudkan untuk mengingatkan kedua calon pengantin kepada Maha Suci yang memiliki surga. Kemudian janur kuning juga dapat diartikan bahwa manusia dalam menggapai tujuan yang suci harus diniatkan karena Allah SWT.

Dalam upacara pernikahan, janur kuning juga dijadikan simbol harapan akan diberi rumah tangga yang indah. Namun begitu, janur kuning ini pun memiliki tata cara khusus saat ingin menjadikannya sebagai hiasan saat ada upacara pernikahan. Tata caranya ialah, tidak boleh digunting jadi cukup disuwir-suwir. Hal ini sebagai simbol agar pernikahan yang akan dijalani meskipun nanti akan ditimpa sejumlah persoalan sampai perasaannya seperti disuwir-suwir, pasangan suami istri harus tetap tabah menjalani kehidupan rumah tangga.

Jadi dapat disimpulkan, arti janur kuning melengkung adalah seseorang telah memutuskan dirinya untuk berumah tangga atau bersama dalam hubungan yang diberkahi oleh Tuhan dalam sebuah ikatan kasih sayang yang suci.

Sementara arti janur kuning belum melengkung yang merupakan salah satu peribahasa Indonesia berarti, apapun masih bisa terjadi atau sebelum janur kuning melengkung alias dipercaya masih boleh menikung. Hal ini dapat disimpulkan, selama orang yang kita sayangi belum menikah, artinya masih ada kesempatan untuk mendapatkannya. Peribahasa ini memang mempunyai makna percintaan yang mendalam.

Janur kuning belum melengkung merupakan sebuah arti kalimat motivasi, dalam rangka memperjuangkan pujaan hati agar diharapkan dapat menjadi kekasih yang saling mencintai. Selama janur kuning belum melengkung, artinya masih ada harapan untuk bersama.

Saat ini, makna janur kuning belum melengkung juga tak selalu bermakna dalam konteks hubungan berkasih kepada orang yang disukai. Makna janur kuning belum melengkung juga makin luas khususnya dalam hal kerjasama bisnis atau politik.

Misalnya dalam hal ini, ada sebuah partai yang ingin mengusung suatu kandidat untuk bergabung bersama partainya, maka biasanya politisi kerap menyebutkan “selama janur kuning belum melengkung”. Hal ini biasanya terjadi saat seorang kandidat belum menentukan keputusan akan membangun karir politik dengan partai tertentu. (Met)

Exit mobile version