lenterainspiratif.id | Mojokerto – Sudah Kesekian kalinya di tahun 2021 Polresta Mojokerto menggelar deklarasi damai para perguruan pencak silat di wilayahnya. hal tersebut dilakukan Deklarasi damai ulang atas evaluasi adanya bentrok antar perguruan yang ada di wilayah Polresta Mojokerto.
Deklarasi damai ulang digelar Jum’at 28/05/2021 di lapangan Desa Jatirowo, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto pukul 07.00 wib, deklarasi tersebut di ikuti setidaknya 135 pendekar dari Perguruan Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda ( PSHW TM ), Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ), Perguruan Pagar Nusa, Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti , Perguruan Tapak Suci, Perguruan Perisai Diri dan beladiri TNI – Polri.
Berkumpulnya para pendekar merupakan salah satu langkah menjaga persatuan dan Pemeliharaan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Harkamtibmas) di Kota Mojokerto.
Kapolresta Mojokerto, AKBP Deddy Supriadi mengatakan bahwa tujuanya mengundang para pendekar selain berlatih bersama memupuk warisan budaya leluhur dalam memperkuat tali persaudaraan juga bersama sama menjaga Harkamtibmas.
“Dan para pendekar Pencak silat juga sepakat berperan aktif menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif. ini merupakan kesiapsiagaan para pendekar sebagai komponen kekuatan yang sangat di butuhkan dalam pengamanan,” ungkapnya.
Dengan disaksikan Kapolres Kota Mojokerto, AKBP Deddy Supriadi bersama Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI ) Samsul Arifin Sejumlah perguruan silat tersebut bersepakat. diantaranya berperan aktif menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif, menjaga dan meningkatkan kerukunan dan saling menghormati antar perguruan silat serta menjunjung tinggi nilai nilai sportifitas, kekeluargaan dan nilai nilai persaudaraan, mendukung kebijakan pemerintah sekaligus menjadi pioner dalam menjaga protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, dan menjunjung tinggi supremasi hukum dan mempercayakan penanganan permasalahan hukum kepada pihak polres mojokerto kota,
Tak hanya diucapkan secara bersama sama para pimpinan pendekar tersebut juga membubuhkan tanda tangan di baner besar yang berisi kesepakatan tersebut usai diucapkan secara bersama sama.
Usai mengucapkan deklarasi damai, sejumlah perguruan juga menampilkan seni silatnya dihadapan para guru besar serta pejabat polres Mojokerto Kota.
Selain itu usai deklarasi damai, salah satu Anggota PSHW TM Mojokerto, berharap bahwa deklarasi damai ini tak hanya sekedar seremonial belaka, namun harus ada langkah kongkrit dari pihak terkait dalam menjaga ketertiban masyarakat, termasuk para pendekar yang ada.
” Saya berharap jangan sampai terjadi lagi ada kejadian bentrok antar perguruan lagi setelah adanya deklarasi damai ini, jika ada masalah harus diselesaikan secara musyawarah dan kepala dingin, tidak mengutamakan grubyak grubyuk dan jangan gampang terprofokasi ” cetusnya.
Sebelumnya, Bentrok antar-perguruan silat kembali terjadi di wilayah Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dua orang terluka akibat insiden tersebut, sementara 15 orang diamankan.
Informasi yang dihimpun, bentrokan tersebut melibatkan puluhan oknum dua perguruan silat. Yakni anggota IKSPI Kera Sakti Dengan PSHT. Belum diketahui penyebab bentrokan tersebut, namun saat ini kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian.
Kanit Reskrim Polsek Dawarblandong Aiptu Agus Sadikin mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, insiden bentrokan bermula dari seorang anggota PSHT terlibat permasalahan dengan anggota IKSPI Kera Sakti di Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. Ketika itu, oknum tersebut bermaksud balas dendam.
“Ia kemudian pun mencari anggota perguruan silat lainnya itu hingga ke wilayah Kabupaten Mojokerto. Dia mau balas dendam di Balongpanggang tapi tidak ketemu, akhirnya pokoknya bertemu anak arek IKSP, dia mau balas dendam,” kata Sadikin Senin (17/5/2021).
Saat sampai wilayah di Jalan Dusun Beru, Kecamatan Dawarblandong, salah seorang anggota PSHT itu melihat dua orang remaja yang tengah melintas. Dua remaja tersebut berisinal HN (20) dan AD (20) yang belakangan diketahui anggota IKSPI Kera Sakti. Seketika itu, oknum-oknum anggota PSHT itu kemudian menganiaya dua pemuda tersebut.
Akibat penganiayaan tersebut, dua pemuda asal Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto itu babak belur. Keduanya harus menjalani perawatan di puskesmas karena mengalami sejumlah luka pukulan di kepala dan punggung akibat dihajar sejumlah anggota PSHT.
“Korban mengalami luka memar dan sudah mendapatkan perawatan medis. Saat ini, kondisinya sudah mulai membaik,” imbuhnya.
Aksi pengeroyokan itu telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Petugas Polsek Dawarblandong dibantu anggota Polresta Mojokerto langsung turun ke lapangan untuk mencari para pelaku pengeroyokan. Hasilnya sebanyak 15 orang pendekar dari PSHT diamankan petugas untuk dimintai keterangan.
“Dari jumlah itu, yang delapan statusnya penggembira tidak tahu permasalahannya diamankan di Polsek. Kalau yang tujuh, dengan dua diantaranya perempuan sudah dibawa ke Polresta untuk pemeriksaan lebih lanjut,” terang Sadikin.
Insiden pengeroyokan itu nyaris membuat kedua perguruan silat ini bentrok. Lantaran tersiar kabar jika ada anggota PSHT yang menjadi korban pengeroyokan. Tak pelak, puluhan pendekar PSHT dari wilayah Gresik dan Mojokerto nyaris menggeruduk Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong.
“Padahal kejadian itu tidak ada. Anak (PSHT) sini tidak ada masalah sekali dengan anak IKSP. Tapi karena terbawa hasutan dari oknum anak Benjeng tadi beritanya menyebar mau menyerang anak tadi,” ungkap Sadikin.
Beruntung berita hoaks itu mampu dengan cepat diredam. Hingga akhirnya kedua anggota perguruan silat itu mengurungkan niat mereka. Sejauh ini, polisi masih belum menetapkan tersangka dalam kasus pengeroyokan ini. Selain mengamankan 15 orang, petugas juga menyita empat unit sepeda motor, sebuah samurai, serta kayu balok.
“Ini masih didalami dan belum diketahui tersangkanya. Untuk selanjutnya penanganan perkara dilimpahkan ke Mapolresta Mojokerto,” tandas Sadikin. ( Roe )