Foto : Pendopo Agung Majapahit
Mojokerto – lenterainspiratif.com
Pendapa Agung dipercaya sebagai tempat Patih Gajah Mada mengucapkan sumpah Amukti Palapa. Walau pun dari segi bangunnya terlihat baru, tempat bersejarah di Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, ini masih dipercaya sebagai tempat yang sakral.
Pendapa Agung dipercaya sebagai tempat Patih Gajah Mada mengucapkan sumpah Amukti Palapa. Walau pun dari segi bangunnya terlihat baru, tempat bersejarah di Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, ini masih dipercaya sebagai tempat yang sakral.
”Memang bangunannya masih baru, tapi pondasinya tetap bangunan yang lama, contohnya batu penanggah pilar itu belum berubah dari tempat semula,” ujar Muhsin, sambil menujuk ke arah pendopo. ”dulu di depan Pendopo ini juga ada Patung
Menurut penjelasan Muhsin jum ‘at 02/03/2018, bahwa Pendopo ini ditemukan tahun 1964 oleh sesepuh KODAM, diperakarsai oleh Kolonel Sampurno, kemudian direnovasi dari tahun 1964 sampai tahun 1973, dan pada tahun 2017 kemarin kembali di renovasi. Pendopo ini dikelola oleh KODAM V BRAWIJAYA. Namun, sebelumnya pada tahun 1999, pendopo ini dikelola oleh Yayasan Bina Trowulan.
Di bagian depan Pendopo agung, tepatnya sebelah kiri pintu masuk ada patung Patih Gajah Mada, persembahan dari KODAM V BRAWIJAYA. Kemudian di bagian depan Pendopo Agung terlihat patung yang diberi payung. ”Itu, patungnya Raja Brawijaya, dulu ada patungnya Raja Brawijaya agak kecil, tapi, sudah dibawa ke Musem Majapahit,” tandas Muhsin.
Karena tempatnya yang luas, pendopo ini sering digunakan sebagai tempat peristirahatan dan juga kegiatan-kegiatan lainnya. ”Sering, Setiap tahun itu selalu diadakan sarasehan KODAM V BRAWIJAYA, juga kegiatan kesenian grebek Suro, Wayang Kulit, dan perkemahan,” kata penjaga yang sudah sejak tahun 1999 disini. ”Dulu juga pernah ada istigosah se-Jawa Timur di sini, dihadiri Bu Khofifah,” tambahnya.
Dikawasan pendopo ini juga dapat melihat patung-patung relif perjalan Kerajaan Majapahit, daftar nama-nama Raja Majapahit dan teks Sumpah palapa. Dibagian belakangnya terdapat sebuah tonggakyang menancap ditanah dengan kemiringan 60 derajat, tonggak ini dipercaya sebagai tonggak pengikat gajah dan kuda Patih Gajah Mada. ”Tonggak itu tidak bisa dicabut, karena saat digali tidak ditemukan pangkalnya,” ucap Muhsin.
Di bagian paling belakang juga terdapat sebuah Petilasan panggung, tempatnya sudah terpisah dengan Pendopo, tempat ini dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat bersemedi Raden Wijaya, sebelum mendirikan Kerajaan Majapahit. (fron)