Jawa TimurPeristiwa

Nelayan Tewas Tersambar Petir di Pantai Situbondo Saat Mencari Ikan

Nelayan Tewas Tersambar Petir di Pantai Situbondo Saat Mencari Ikan
nelayan tersambar petir saat mendapat perawatan
Nelayan Tewas Tersambar Petir di Pantai Situbondo Saat Mencari Ikan
korban saat mendapat perawatan

lenterainspiratif.id | Situbondo- Nelayan di Situbondo tewas disambar petir saat mencari ikan . Korban Jenjen (37) di ketahui mencari ikan dipantai Dusun Taman Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur. Ironisnya korban tewas di depan anak istrinya.

Akibat sambaran petir itu, korban mengalami luka bakar di leher depan sampai bagian bawah perut, luka memar di paha kiri, dan luka di leher belakang. Dalam keadaan kritis, korban sempat di larikan ke RSUD Besuki. Namun, nyawa pria berprofesi petani ini tetap gagal di selamatkan.

“Kejadiannya tadi malam. Saat menjaring ikan itu, korban memang mengajak anak dan istrinya. Ada lagi satu orang tetangganya bernama Pak Selvi (38),” kata Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Puriyono, Minggu (21/3/2021).

Insiden yang menimpa Jejen tersebut di perkirakan pukul 18.30, sabtu malam. Ia bersama anak, istri serta tetangganya berangkat dari rumahnya Dusun Curahguno Desa Lubawang Kecamatan Banyuglugur untuk mencari ikan di Desa Kalianget.

Pada saat tiba di lokasi, mereka langsung menebar jaring di tepian pantai. Di bantu istrinya, korban menebar jaring di posisi barat. Sementara Pak Silvi di sisi timur. Tak lama, hujan mulai turun. Saat itulah, korban bermaksud mengangkat jaringnya. Namun, saat korban berjalan mendekati jaringnya, tiba-tiba petir menggelegar di lokasi. Korban yang terkena sambar pun langsung terkapar.

Melihat itu, Misti dan Pak Silvi segera mendekat sambil berteriak-teriak minta tolong. Korban lalu di bawa ke rumah warga. Karena kondisinya semakin memburuk korban akhirnya di bawa ke rumah sakit. Tapi nyawa korban gagal di selamatkan.

“Semalam jasad korban langsung di serahkan ke pihak keluarga. Istri korban menolak di lakukan otopsi dan menerima kejadian itu sebagai musibah,” tandas Puriyono. ( suf)

Exit mobile version