BeritaDaerah

MBG Diduga Basi Di SDN Meri Kota Mojokerto, Kepala SPPG Kecamatan Kranggan Akui Atas Kelalaiannya

Kondisi menu makanan MBG di SDN Meri

Kota Mojokerto | Lenterainspiratif.id – MBG di SDN Meri Kota Mojokerto yang diduga basi menuai reaksi Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ( SPPG ) Kecamatan Kranggan, ia mengakui bahwa hal itu sebuah kelalaianya .

Shiko Puspa Septina Putri Kepala SPPG Kecamatan Kranggan saat menjelaskan melalui pesan WhatsApp bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan Nurul Huda kepala sekolah SDN Meri, ia mengakui jika terdapat human eror saat itu karena memasak makanan berjumlah ribuan.

“ Memang betul adanya terkait berita tersebut dan saya sudah komunikasi dengan pak Huda selaku kepala sekolah SDN Meri, “ katanya, Rabu (17/09/2025)

Lebih lanjut, perempuan yang mengaku dari Badan Gizi Nasional itu  juga mengatakan jika itu merupakan kelalaianya sebagai Kepala SPPG.

“ Saya sudah minta maaf ke pak huda atas kelalaian kami hari ini,“ lanjutnya.

Sebelumnya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Meri Kota Mojokerto kembali menuai sorotan, Rabu (17/9/2025). Makanan yang dibagikan kepada siswa terlihat basi, sehingga sebagian anak rela tidak makan.

Kepala Sekolah SDN Meri, Nurul Huda, membenarkan bahwa sebagian menu makanan yang diterima siswa dalam kondisi tidak layak, bahkan diduga basi.

“Iya benar, saya mendapatkan laporan ada beberapa yang diduga basi,” ucapnya.

Nurul Huda menjelaskan bahwa makanan MBG hari ini berasal dari penyedia katering Bu Miko. Paket makanan tiba di sekolah sekitar pukul 07.00 WIB, namun baru dibagikan kepada para siswa sekitar pukul 10.00 WIB. Dari menu yang dibagikan, terdapat mie dan tempe yang kondisinya tidak normal sehingga dikhawatirkan tidak aman untuk dikonsumsi.

“Makanannya datang jam 7, dibagikan jam 10. Yang lembek itu mie, sama tempe yang diduga basi,” jelasnya.

Meski begitu, Huda tidak bisa memastikan apakah makanan tersebut basi. Namun ia menyebut jika tekstur mie dan tempe terlihat kurang meyakinkan aman di konsumsi.

“Tidak tau basi atau tidak tapi mienya terlihat lembek dan siswa tidak selera untuk memaknnya. Tidak semuanya, hanya beberapa kelas yang kondisi makanannya seperti itu,” tuturnya.

Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah langsung mengimbau para siswa untuk tidak memakan makanan yang terindikasi basi. Nurul Huda menegaskan bahwa pencegahan ini dilakukan untuk menghindari potensi keracunan yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak.

“Saya sudah bilang ke siswa, yang terasa basi jangan dimakan. Khawatirnya nanti keracunan,” tegasnya.

Meski terjadi masalah pada sebagian menu, siswa tetap bisa mengonsumsi makanan lain yang masih aman. ( Roe)

 

Exit mobile version