Lenterainspiratif.id | Gunungkidul – Penemuan sesosok mayat di kawasan Pantai Ngluwen , di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, mengegerkan warga setempat. Mayat berjenis kelamin laki-laki itu diduga merupakan seorang wisatawan yang dilaporkan hilang terseret ombak dua pekan lalu.
Penemuan mayat itu bermula dari laporan warga Dukuh Bedalo, Kalurahan Krambilsawit, Kapanewon Saptosari, terkaiy sosok mencurigakan di bebatuan sekitar Pantai Ngluwen, Jumat (11/6) malam. Tim SAR yang mendapat laporan itu langsung menuju ke lokasi.
“Tapi pas di Pantai Ngluwen kami belum bisa mengevakuasi karena medannya terjal ditambah gelombang tinggi,” ucap Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono saat dihubungi wartawan, Sabtu (12/6/2021).
Medan terjang dan gelombang sempat menjadi kendala dalam proses evakuasi korban yang akhirnya berhasil di evakuasi dini hari tadi, Sabtu (12/6). Kondisi mayat korban juga mengenaskan karena sudah tidak utuh lagi karena beberapa bagian tubuhnya hilang.
“Korban baru berhasil dievakuasi Sabtu (12/6) dini hari karena medan sangat sulit dan harus menunggu gelombang surut dulu,” terangnya.
Mayat tersebut, lanjut Mariono, diduga kuat merupakan wisatawan yang dilaporkan hilang terbawa ombak pada Minggu (30/5/2021), namun untuk memastikan kebenarannya, mayat korban di bawa ke RSUD Wonosari untuk di identifikasi.
“Masih dugaan dan untuk data masih menunggu dari Tim DVI, yang jelas jenis kelaminnya laki-laki,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, TIM SAR Gabungan menghentikan pencarian Muhammad Rois Chaq (19), wisatawan yang hilang terseret ombak pada Minggu (30/5) lalu. Pencarian korban dilakukan hingga Sabtu (5/6) pekan lalu belum membuahkan hasil sehingga sesuai standard operational procedure (SOP) proses pencarian pada hari ke-7 dihentikan.
Namun kendati proses pencarian sudah dihentikan, pihak tim SAR masih terus melakukan pencarian korban dengan memantau di TKP dan pantai yang ada disepanjang wilayah Gunungkidul.
“Yang jelas kami akan selalu memonitor informasi dari warga masyarakat dan warga nelayan yang beraktivitas di laut,” ujar Surisdiyanto beberapa waktu lalu. ( dad )