
HALUT – Diduga karena lemahnya sosialisasi dalam menginformasikan terkait perubahan harga kopra yang ada di Kabupaten Halmahera Utara, membuat sejumlah masyarakat banyak tak mengetahuinya. Padahal, dalam menginformasikan perubahan harga kopra yang ada saat ini sangat begitu penting bagi masyarakat. Karena masyarakat butuh informasi akurat terkait sewaktu-waktu adanya perubahan harga kopra. Sebab, persoalan utama yang dialami oleh masyarakat Maluku Utara, khususnya Kabupaten Halmahera Utara (Halut) adalah persoalan tentang anjloknya harga kopra.
“Sebetulnya Pemda dan DPRD tidak menutup mata, ada upaya yang sudah dilakukan. Buktinya, belakangan ini ada kenaikan harga, dari Rp.2.800 sampai keharga Rp.4.000. Namun, hanya saja tidak disosialisakan secara baik ke masyarakat, “ucap Abdu Husen, Kadis Perindag Halut, saat dikonfirmasi, Jumat (30/11/2018).
Kata Abdu, untuk menepis kecemasan masyarakat soal harga kopra, maka pihaknya berperan ganda, yakni baik sebagai pemantau sekaligus sebagai humas ke media massa untuk mensosialisasi ke masyarakat tentang perkembangan terkini harga kopra. “Sosialisasi penting, agar masyarakat bisa mengetahui upaya Pemda dan DPRD dalam mencari solusi untuk menaikan harga kopra. Serta, agar masyarakat mengetahui perkembangan terkini terkait harga kopra, “terangnya.
Abdu menambahkan, semenjak dua hari terkahir ini, tepatnya pada hari Kamis (29/11), pihaknya terus melakukan pantuan secara keseluruhan terkait harga kopra di masing-masing Unit Dagang (UD) yang ada di Halut. Dari hasil pantuan sementara ini, diperoleh data bahwa harga kopra di Halut masih bervariasi di setiap UD yang ada, yakni dari harga terendah Rp. 3.300 dan yang tertinggi yaitu Rp. 4.000 perkilo gramnya. “Untuk sementara ini, hasil pantuan kami dilapangan, pada hari ini Jumat (30/11) di semua UD masih bervariasi yaitu paling rendah Rp.3.300 dan paling tinggi Rp. 4.000, “tandasnya. (mc/dit)





