Lenterainspiratif.id | Bojonegoro – Sebuah kisah cinta sehidup semati ternyata bukan isapan jempol belaka, hal itu dibuktikan oleh sepasang suami istri di Bojonegoro yang meninggalnya hanya selisih kurang lebih 3 jam. Sang suami meninggal saat membaca surat Yasin di hadapan jenazah istri tercintanya.
Peristiwa mengharukan itu terjadi di Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, pada Jum’at (5/2) kemarin. Kisah meninggalnya pasangan suami-istri, Hj Ummi munawaroh (60) dan H Fatkhan Sibyan (68) yang hampir bersamaan itu tentu saja membuat warga setempat heboh.
“Bu haji Ummi Munawaroh menghadap sang ilahi pukul 01.30 WIB. Sedangkan suaminya Haji Fathkan, sekitar jam 4.15 WIB subuh. Habis baca surat Yasin di depan jenazah istrinya,” ujar Budi, tetangga pasutri tersebut. Sabtu ( 6/2/2021).
Masih kata Budi, Hj Ummi Munawaroh memang dikabarkan sakit beberapa hari sebelum akhirnya meninggal dunia , namun sang suami diketahui dalam keadaan sehat.
“Bu kaji kabarnya sakit ya kayak masuk angin beberapa hari itu, jaketan terus di rumah. Kalau pak haji sehat. Tapi memang keluarga banyak yang bilang semasa hidup beliau, pak haji pokoknya ingin meninggal bersama istri di Mekkah pada hari Jumat pahing. Kayak nazar gitu,” imbuh Budi.
Pasutri yang belum dikarunia anak ini membuka usaha toko konveksi Al Ihsan yang tak jauh dari rumahnya di Jalan Gajahmada, Bojonegoro. Meski belum dikaruniai keturunan, pasutri ini selalu ceria mengarungi bahtera kehidupan mereka.
Pasutri tersebut diketahui selalu bersama dalam setiap kegiatannya, seperti solat dan bekerja. Warga sekitar juga melihat pasutri itu selalu datang ke masjid berdua untuk ikut solat berjamaah.
Dan dalam urusan bersosial dengan masyarakat, keluarga Haji Fathan terkenal sebagai orang yang dermawan. Bahkan sebelum mereka dipanggil menghadap sang kuasa, beberapa waktu lalu mereka telah mendirikan dua masjid di Desa Campurejo dan Ngunut yang diberi nama masjid Al Ichsan.
Kepergian sesosok pasutri yang sangat dikagumi masyarakat sekitar itu pun membuat mereka merasa sangat kehilangan, ratusan warga turun mengantar kepergian pasutri yang akhirnya dimakamkan dalam satu liang lahat. ( man )