Lenterainspiratif.id | Jombang – Sudari (52) jasa pencuci pusaka di Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang kebanjiran cuan alias uang saat menjelang tahun baru islam, atau yang dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai 1 Suro.
Bahkan banyak pelanggan datang hingga dari luar kota untuk mencucikan pusaka mereka di tempat ini. Mulai dari pedang, keris, maupun benda pusaka lainnya.
“Alhamdulillah mulai menjelang 1 Suro ini saya sebagai pencuci pusaka, merawat pusaka ramai ketimbang hari-hari biasa. Biasanya 10 an biji sekarang antri-antri,” katanya, Rabu (27/7/2022).
“Pelanggan saya sampai luar kota. Jombang, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Surabaya kesini. Kalau musim gini kemampuan saya sampai 25 biji, nanti besoknya lagi,” imbuhnya.
Sudari menjelaskan dengan detail urutan pencucian benda-benda pusaka ini. Benda pusaka tersebut di cuci menggunakan air jeruk dan rendaman warangan.
“Mencuci itu dari air jeruk memputih istilahnya, setelah itu dijemur dan direndam air warangan membedakan besi dan pamor. Ya memang ini prosesnya, ga ada lain jika masalah pencucian entah dari keris majapahit, atau mataraman,” ungkapnya.
Jelang 1 Suro ini, dapat dikatakan sebagai masa panen penerima jasa cuci pusaka. Betapa tidak, karena pundi-pundi rupiah dapat dihasilkan melebihi hari biasanya.
“Kalau biaya tergantung dari pusakanya, kalau pedang Rp 150-200 ribu, kalau keris normalnya Rp 50-75 ribu, jimat-jimatan Rp 25-30 ribu,” urai Sudari. (Dit)