
Lenterainspiratif.id | Probolinggo – Seluruh umat Hindu saat ini memang tengah merayakan Hari Raya Nyepi 2021 tahun baru Shaka 1943, tak terkecuali umat Hindu yang tinggal di wilayah Tengger Bromo. Jalur menuju wisata Bromo pun ditutup sementara untuk menghargai para umat agama Hindu yang dengan melakukan ibadah Nyepi.
Penutupan dimulai dari Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, dan dijaga keamanan desa serta warga non Hindu yang bermukim di lereng Bromo. Penutupan itu dilakukan mulai pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.
Warga di Desa Ngadas, Jetak, Wonotoro dan Ngadisari sudah mulai tak terlihat beraktivitas, pintu-pintu rumah warga juga nampak tertutup rapat.
Untuk menjaga keamanan di daerah tersebut, sejumlah tim keamanan gabungan baik dari jajaran Satpol PP, TNI, polisi dan sejumlah tokoh adat bersama tim keamanan Joko Boyo melakukan penyisiran ke sejumlah tempat di desa tersebut.
“Kami bersama warga lain yang menganut agama Islam, melakukan penjagaan demi keamanan. Karena masyarakat yang beragam Hindu sedang menjalankan ibadah Nyepi dan agar ibadah Tapa Bratanya khidmat,” ujar Kepala Desa Wonokerto, Heri Dri Hartono, Minggu (14/3/2021).
“Hampir setiap tahun, warga Muslim yang bermukim di lereng Gunung Bromo ikut menjaga keamanan dan menyetop para wisatawan agar berhenti, dan dilarang masuk saat perayaan Nyepi. Ini bentuk kerukunan antarumat beragama. Jadi kami warga Muslim juga menghormati agama lain,” imbuhnya.
Sementara AKBP Ferdy Irawan, Kapolres Probolinggo mengatakan, anggotanya baik dari Polsek Sukapura, Satlantas serta Satuan Sabhara Polres Probolinggo juga melakukan pengamanan di permukiman warga Hindu Suku Tengger. Termasuk melakukan penutupan jalan. Jalan menuju wisata Gunung Bromo akan dibuka Senin (15/3) pukul 06.00 WIB.
“Demi menjaga dan kelancaran umat Hindu Tengger, pihak Polres Probolinggo melakukan penjagaan dan keamanan perayaan ibadah Nyepi umat Hindu di lereng Gunung Bromo. Adanya penutupan tersebut diharapkan bisa menambahkan kekhusukan saat menjalankan ibadah Tapa Brata Nyepi” terang AKBP Ferdy.
Menurut petugas Jaga Baya, Keamanan gama Hindu Tengger Bromo mengungkapkan, bahwa setiap tahunya ketika perayaan Nyepi, umat muslim danTNI/Polri bekerjasama menjaga penutupan jalan agar tak ada wisatawan yang melintas, hal itu dilakukan agar umat Hindu di Tengger dapat melaksanakan ibadahnya dengan khidmat.
“Kami mengucapkan terima kasih, bantuan warga Muslim bersama petugas dari TNI/Polri, untuk ikut berjaga-jaga baik penutupan jalan maupun Kamtibmas saat perayaan Hari Raya Nyepi 1943 di wilayah lereng bebukitan Bromo, yang dihuni warga Suku Hindu Tengger. Dan selama 24 jam umat Hindu total melepas urusan duniawi,” kata Miko.
Ketika merayakan Nyepi umat Hindu dilarang menyalakan lampu dan menghentikan aktivitas sehari-harinya. Pada tahun sebelumnya ketika hendak merayakan Catur Tapa Brata, umat Hindu menggelar pawai ogoh-ogoh namun karena pandemi pawai itu pun ditiadakan. ( suf )