DaerahHukum

Ibunda Novia Widyasari Sangkal Pernyataan Ayu WTR yang Sebut Novia Menderita Bipolar

Kasus aborsi
Saksi saat memberikan keterangan di persidangan
Kasus aborsi
Ayu WTR saat memberikan keterangan di persidangan

Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Ibunda Novia Widyasari, Fauzun Syarafah (45) menegaskan jika anaknya tidak menderita sakit Bipolar. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Wahyu Triantini (23) alias Ayu WTR dalam persidangan pada 5 April 2022 lalu.

“Saat ke RSJ itu dokter bilang kalau Novia menderita depresi mayor, bukan Bipolar,” ucap Fauzun saat ditemui dirumahnya, Minggu (10/4/2022).

Fauzun juga meragukan kesaksian Ayu yang mengaku jika dirinya sempat sempat mencari informasi ke RSJ Lawang mengenai sakit yang diderita oleh Novia.

Berdasarkan keterangan dari RS, Novia menderita penyakit ODC dan Bipolar. Namun karena dirinya bukan keluarga, saksi Ayu tidak bisa mendapatkan salinan rekam medis dari Novia.

“Saya pernah kerja di pengarsipan rekam medis mas. Jadi tidak boleh seseorang membocorkan riwayat medis seseorang. Ada hukumanya,” tegasnya.

Fauzun juga menceritakan jika Novia sempat berulangkali pergi ke pesikolog. Dan dari pemeriksaan itu, tidak ada yang menyebut jika Novia menderita Bipolar.

“Pernah ke psikolog di Mojokerto sendiri, ke DP2KBP yang berada di bawah naungan Dinsos. Tidak ada yang menyebut jika Novia menderita Bipolar,” tandasnya.

Sebelumnya, Tim Advokasi Keadilan untuk Novia juga meragukan kesaksian Ayu yang menyebut Novia menderita Bipolar. Senada dengan Ibunda Novia Widyasari, Tim Advokasi beranggapan jika Dokter (dan profesi medis pada umumnya) terikat sumpah untuk merahasiakan sakit pasien. Sehingga adalah hal yang tidak mungkin jika RS menyampaikan penyakit Novia kepada saksi Ayu yang bukan pasien yang bersangkutan atau keluarga pasien.

“Adalah tidak mungkin RS menyampaikan sakit yang diderita oleh pasien kepada seseorang yang bukan pasien yang bersangkutan atau keluarga pasien,” Tim Advokasi Novia Widyasari menjelaskan.

Tim Advokasi mencurigai jika saksi Ayu sedang membangun persepsi bahwa tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh Novia dapat dianggap sebagai hal yang “wajar” sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya, bukan oleh tekanan yang dialami oleh Novia atas perbuatan Terdakwa.

“Karena data WHO pada tahun 2017 menunjukkan bahwa penyakit ini menjadi penyebab utama bunuh diri di dunia,” tandasnya.

Sebagai informasi, Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, serta kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Kondisi pengidap berkisar pada periode perilaku yang sangat gembira atau bersemangat menjadi sangat sedih atau seperti putus asa. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif. (Diy)

Exit mobile version