LenteraInspiratif.id | Mojokerto – LKH Barracuda Indonesia menggelar diskusi kerakyatan bersama Calon Wakil Bupati Mojokerto, Agus Sa’dulloh Syarofi. Diskusi ini merupakan momen penting dalam rangka memperkenalkan visi dan misi sosok yang akrab disapa Gus Dulloh kepada masyarakat.
Dalam kesempatan ini, Gus Dulloh ingin menyamakan persepsi untuk melangkah jauh ke depan. Oleh karenanya, Gus Dulloh menyampaikan terimakasih kepada Hadi Purwanto selaku direktur LKH Barracuda Indonesia yang memberikan fasilitas pertemuan ini.
“Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan secara rutin” ucap Gus Dulloh.
Gus Dulloh, yang merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU), menjelaskan alasan keputusannya untuk maju sebagai wakil Ikfina Fahmawati dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Mojokerto 2024. Ia menyatakan bahwa restu dari para sesepuh menjadi faktor utama yang memotivasi partisipasinya dalam panggung politik Kabupaten Mojokerto.
“Saya sebelumnya telah tiga kali ditawari untuk menjadi calon wakil bupati, dan kali ini, dengan dukungan dari para sesepuh, saya akhirnya mau untuk berjuang demi kemaslahatan Mojokerto,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur LKH Barracuda Indonesia Hadi Purwanto mengatakan, kegiatan ini sebagai langkah awal untuk menata Kabupaten Mojokerto menjadi lebih baik.
“Serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur,” ucapnya.
Hadi menegaskan jika dalam diskusi kerakyatan ini tidak ada unsur kepentingan salah satu paslon. Ia juga mempersilahkan para pemimpin maupun bakal calon lain untuk mengadakan diskusi serupa.
“Pada dasarnya diskusi ini dilangsungkan untuk mendekatkan masyarakat dengan para calon pemimpin Kabupaten Mojokerto,” tuturnya.
LKH Barracuda Indonesia siap mendorong terwujudnya situasi yang kondusif selama berlangsungnya Pilkada 2024 nanti. Ia juga berharap kepada pemimpin terpilih nanti bisa menjaga amanah yang diberikan masyarakat.
“LKH Barracuda berharap penuh kepada setiap calon untuk memenuhi komitmennya serta kami juga menginginkan Pilkada nanti bisa terlaksana secara santun, damai dan tidak ada namanya politik uang,” pungkasnya.
