
HALSEL – Terkait dengan persoalan gizi buruk yang saat ini lagi mencuat disosial media tetang penderita gizi buruk di Pulau Obi, melalui media online lenterainspiratif, Edom Bayau kembali memberikan komentar. Menurutnya, Kesehatan indeks pembangunan manusia (IPM) di Pulau obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, masih memiliki peringkat yang rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Provinsi Maluku Utara.
Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang sementara lagi mencuat tentang penderitaan gizi buruk yang dialami oleh beberapa balita di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan. Padahal, Pulau Obi sendiri adalah wilayah yang dibanjiri hasil alam berupa Nikel. Bisa dilihat Dari hasil riset kesehatan dasar 2018, menunjukan anak-anak Halmahera Selatan yang mengalami kurang berat badan (Underweight) sebesar 22,2 persen, stunting 28,4 persen, balita kurus (Wasting) 11,9 persen dan gemuk 5,7 persen. Pada anak usia 0-60 bulan terjadi kenaikan.
Bahkan Selama tiga tahun terakhir anak pendek memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya. Dari faktor tersebut kemiskinan menjadi penyebab paling dominan mengapa anak mengalami kekurangan gizi.
“Ketahanan pangan rumah tangga yang tergantung pada akses ekonomi membuat keluarga miskin tak lagi mampu memberikan asupan gizi, “ucap Edom Bayau saat dikonfirmasi via seluler, Senin (1/7/2019).
Menurut mantan mahasiswa Universitas Pattimura ini, bahwa permasalahan kasus gizi buruk tidak hanya merupakan penyebab langsung dari kekurangan nutrisi atau infeksi, selain itu merupakan dampak dari akumulasi berbagai persoalan akibat dari sistem kapitalisme saat ini, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Krisis ekonomi memperburuk keadaan, belum lagi pengangguran semakin meningkat, karena rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal yang dilakukan oleh beberapa perusahaan Nikel yang beroperasi di Kepulauan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan. “Ini berdampak pada penghasilan yang rendah untuk memenuhi kebutuhan baik sandang maupun pangan, “paparnya.
Bayau berharap, agar pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan terlebih khusus Dinas Kesehatan dan Sosial harus cepat mengambil langkah untuk menangani persoalan gizi buruk di Pulau Obi. “Selain itu juga masyarakat harus bebas dari cengkraman kapitalisme agar masyarakat Obi benar-benar merasakan kemerdekaan baik dalam keluarga maupun masyarakat Obi secara umum, “tutupnya. (Adhi)





