Surabaya | Lenterainspiratif.id – BMKG buka suara terkait kemunculan mamalia laut yang sering terjadi di perairan Jawa Timur, seperti paus, lumba-lumba dan hiu tutul. Hewan mamalia laut itu di perairan Madura, Tuban, Tulungagung, hingga yang terakhir Lamongan.
Menurut Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, hal itu dikarenakan kecepatan arus laut antara 45 hingga 65 cm/detik. Kemudian, suhu muka laut cenderung hangat.
“Sehingga kemungkinan untuk ledakan fitoplankton di perairan juga kurang signifikan. Di mana fitoplankton merupakan salah satu rantai makanan utama hewan laut tersebut,” kata Ady, Jumat (10/9/2021).
Sehingga kemungkinan ada ledakan fitoplankton, jelas dia, di perairan juga kurang signifikan. “Fitoplankton merupakan salah satu rantai makanan utama hewan laut tersebut,” jelasnya.
Terkait mamalia laut yang sering muncul diperairan Jatim, lanjut Ady, tidak ada hubungannya dengan tanda-tanda akan terjadinya bencana alam seperti gempa dan tsunami.
“Terkait kemunculan paus dan lumba-lumba serta hiu tutul tidak ada relevansinya dengan gempa bumi yang terjadi,” tambahnya.
“Tapi sepengetahuan kami, hewan mamalia laut banyak ditemukan di Selat Madura. Kejadian terakhir bulan Februari 2021 terdamparnya paus pilot di Pantai Selat Madura,” pungkasnya.
Dari National Geographic disebutkan, peningkatan kadar fosfat dan nitrat di kolom air, merupakan penyebab meledaknya fitoplankton. Data survey menunjukkan bahwa kadar fosfat dan nitrat di stasiun 1, 2 dan 3 sangat kecil. Ini mengindikasikan adanya penyerapan atau pemanfaatan Fosfat dan Nitrat oleh fitoplankton sebelum terjadinya ledakan populasi. ( man)