DaerahJawa Timur

Atasi Jembatan Ambrol Dawarblandong Pemkab Mojokerto Siapkan Anggaran Rp 3,3 Miliar

Jembatan Penghubung Alternarif Mojokerto Dengan Dua Kabupaten Gresik Ambles
Kondisi jembatan ambles
Jembatan Penghubung Alternarif Mojokerto Dengan Dua Kabupaten Gresik Ambles
Kondisi jembatan ambles

lenterainspiratif.id | Mojokerto – Atasi jembatan ambrol yang memutus akses aktifitas masyarakat yang menghubungkan Desa Gunung Sari, Desa Cinandang dan Sumberwuluh, Kecamatan Dawarblandong. Pemkab Mojokerto siapkan anggaran Rp 3,3 Miliar Untuk Pembangunan Jembatan baru.

Besaran anggaran milyaran tersebut akan terealisasi melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) yang diperuntukan untuk pembangunan pelebaran jalan dan jembatan yang putus akibat tergerus aliran sungai di Desa Gunungsari Kecamatan Dawar Blandong.

Langkah cepat perbaikan jembatan penghubung alternatif menuju wilayah Kabupaten Gresik itu dilakukan lantaran jembatan tersebut sebagai akses warga antara Desa Gunungsari-Cinandang.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto Bambang Purwanto, melalui Plt Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Hendri Surya mengatakan bahwa tahun ini Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto memiliki 33 kegiatan pembangunan jalan dan jembatan.

“Tahun ini ada beberapa paket kegiatan pembangunan jalan dan jembatan memang,” katanya, Selasa (7/4/202).

Lebih lanjut Hendri menambahkan dari 33 paket pekerjaan termasuk untuk pembangunan jembatan yang terputus akibat gerusan air di Desa Gunungsari tersebut.

“Memang jembatan yang putus di Desa Gunungsari itu masuk paket pekerjaan tahun ini,” imbuhnya.

Saat ini jelas Hendri anggaran pembangunan jembatan itu kini dalam tahap perencanaan dan akan masuk lelang akhir bulan ini. Dalam anggaran itu, akan jadi satu dengan pembangunan pelebaran jalan dan jembatan Desa Jatirowo-Cinandang dengan pagu anggaran Rp.3,3 Milyar

“Awal bulan Mei kemungkin pekerjaan tersebut sudah mulai di kerjakan,” terangnya.

Nantinya tambah Hendri, untuk membenahi jembatan tersebut pihaknya tidak membangun jembatan seperti semula, namun akan memasang box vulvert besar dengan ukuran 4 meter, untuk sebelah kanan kiri akan dipasang penahan jalan.

“Karena tahun ini ada anggaran pelebaran jalan Jatirowo-Cinandang maka sekalian kita kerjakan jembatan di Desa Gunungsari yang putus akibat tergerus air tersebut,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah jembatan penghubung antar dusun di Desa Gunungsari, Kecamatan Dawar Blandong ambles. Akibatnya jembatan yang sekaligus penghubung altenativ ke Gresik dan Lamongan itu tidak bisa dilewati total.

Dari informasi didapat, peristiwa di jalan alternatif tersebut terjadi Jumat, (2/4/2021), sekitar pukul 01.00 WIB, usai hujan deras mengguyur hingga menyebabkan luberan air di atas jembatan. Debit air yang deras di kali Jenglot, membuat karung penahan pasir tak mampu menahan beban jalan dan akhirnya terseret, Kamis, (1/4/2021).

Sebelumnya, Wakil  Bupati Mojokerto H Muhammad Al Barra mendatangi jembatan ambruk akibat erosi air sungai Sunberdadi, Ambruknya Jembatan itu, telah memutus akses aktifitas masyarakat yang menghubungkan Desa Gunung Sari, Desa Cinandang dan Sumberwuluh, Kecamatan Dawarblandong.

Wakil bupati yang sering disapa Gus Barra menjelaskan, dia telah mendengar adanya informasi dari masyarakat setempat, bahwa ada jembatan diwilayah Dawarblandong yang putus dan ambles karena erosi akibat curah hujan tinggi.

Kejadian tersebut menghambat akses jalan alternatif dari Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong menuju Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan. Masyarakat yang biasa menggunakan akses jalan tersebut, akhirnya harus memutar melalui jalur lain yang jarak tempuhnya 4 kilometer lebih jauh.

“kami sengaja bersama rombongan meninjau langsung ke lokasi, ternyata memang benar, Kerusakan infrastruktur jembatan dan jalan tersebut begitu parah, hingga tidak bisa dilewati kendaraan dan memutus akses jalan penduduk setempat” , jelasnya.

Kami akan segera menindaklanjuti dari laporan tersebut dan segera melakukan penanganan darurat untuk memperbaiki jalan dan jembatan yang memutuskan akses masyarakat. Kepentingan rakyat, tentu selalu saya utamakan,” jelas Gus Barra ( 3/4/2021 )

Sementara itu Bambang Purwanto Kepala Dinas PUPR mengatakan, pihaknya secepatnya segera melaksanakan arahan dari Gus Barra, agar akses jembatan yang ambruk itu, bisa dimanfaatkan lagi oleh masyarakat.”, tutupnya.

Sebelumnya, jembatan penghubung antar dusun di Desa Gunungsari, Kecamatan Dawar Blandong ambles. Akibatnya jembatan yang sekaligus penghubung altenatif ke Gresik dan Lamongan itu tidak bisa dilewati total.

Dari informasi didapat, peristiwa di jalan alternatif tersebut terjadi Jumat, (2/4/2021), sekitar pukul 01.00 WIB, usai hujan deras mengguyur hingga menyebabkan luberan air di atas jembatan. Debit air yang deras di kali Jenglot, membuat karung penahan pasir tak mampu menahan beban jalan dan akhirnya terseret, Kamis, (1/4/2021).

“Malamnya memang hujan, habis hujan itu langsung ambles. Untung gak pas terang harinya, jalan dan jembatan ini kan lalu lintas warga para petani. Sama jalan alternatif ke Gresik sama Lamongan, sehingga jalannya itu sering dilintasi warga di siang hari hingga malam,” kata Subhan, salah seorang warga setempat.

Ia berharap pemerintah segera melakukan perbaikan akses utama warga menuju lahan pertanian. Lantaran, kerusakan terjadi sudah sejak dua bulan lalu hingga akhirnya putus dan tak bisa dilewati sama sekali.

“Ini kan akses utama masyarakat ke sawah, kalau kaya gini mutar sejauh empat kilometer-an jadinya. Harapannya segera diperbaiki pemerintah,” ungkap pria yang rumahnya hanya berjarak 15 meter dari lokasi ambles.

Sementara, Kepala Desa Gunungsari Susanto mengungkapkan, sebelum ambles, pada Rabu, (31/3) Mojokerto memang diguyur hujan deras sejak pukul 16.00 WIB sampai pukul 19.30 WIB. Hingga menyebabkan jembatan yang kondisinya sudah menggantung di Dusun Sumbersari ambles dan ambrol ke dasar kali.

Hanya menyisakan sekitar tiga sampai empat meter kondisi jembatan. Itupun tak bisa dilalui sama sekali, baik kendaraan roda dua, roda empat, maupun truk.

“Sebelummya jembatan ini sudah menggantung, kerusakan sudah terjadi dari dua bulanan lalu. Sempat di pasang karung berisikan pasir, tapi nyatanya tidak berfungsi sama sekali,” bebernya.

Susanto menambahkan, selain kondisi cuaca dan derasnya debit air di kali. Tak adanya plengsengan di sisi kanan-kiri jembatan menjadi faktor utama amblasnya jalan dan jembatan penghubung itu.

“Kanan-kirinya tidak ada plengsengannya, yah otomatis tergerus air lama-kelamaan. Ini saja ada sekitar empat rumah warga yang dekat dengan bibir sungai dan jalan terancam tergerus lagi,” imbuhnya.

Terbatasnya anggaran rupanya membuat sisi kanan-kiri jalan cor-coran tahun 2018 lalu ini tak diberi plengsengan. Dimana berfungsi sebagai penahan badan jalan agar tak tergerus aliran air sungai.

“Dulu sudah sempat saya ajukan, tapi katanya anggarannya terbatas. Kalau pasang plengsengan jarak jalan jadi dikurangi. Akhirnya gak diplengseng, jadinya malah makin parah begini,” tukasnya.

Harapannya pemerintah daerah bisa memberikan alternatif seperti jembatan darurat. Supaya akses 350 Kepala Keluarga (KK) ke lahan pertanian, maupun ke sekolah-sekolah bisa tetap dilakukan seperti biasa.

“Kalau jalan kaki juga khawatir, soalnya sudah pecah juga. Jembatan juga sisa tiga sampai empat meter. Harapannya bisa dibuatkan jembatan sementara,” pungkasnya. (Dan)

Exit mobile version