Lenterainspiratif.com | Mojokerto – Bisnis usaha kerajinan perak dan swasa di Desa Batankrajan Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto sedang lesu. Pandemi yang menyerang mengakibatkan order khususnya dari benua biru sepi, bahkan dibilang tidak ada.
Salah satu pengerajin Perak dan Swasa, Agung (62) mengatakan sejak pandemi pada bulan Maret lalu hingga kini tak order masuk, baik pasar lokal maupun internasional. Omset usahanya turun drastis hingga 80 persen. Padahal, sebelum pandemi usaha yang dirintis sejak 1989 itu selalu mendapat order dari Jerman. Tiap bulan, ia selalu mengirim hasil kerajinannya minimal sekali.
Saking sepinya ia harus mengurangi karyawannya dari 10 orang kini hanya memperkerjakan 2 orang saja. Menurutnya, sejak merintis usaha kerajinan perak, penurunan omzet dampak pandemi paling berat. Dulu, saat krisis moneter tahun 1998, ia masih bisa mendapat order.
“Saat masa pandemi ini, pengiriman ke Jerman macet total, sehingga omset secara otomatis turun mencapai 80 persen, ya dampaknya akhirnya pengurangan karyawan”, jelas Agung salah satu pengrajin perak.
Untuk mensiasati situasi pandemi dan bertahan hidup lantaran sepinya order, ia berinovasi membidik pasar lokal melalui online. Meski tak rame namun order dari online sedikit bisa menutupi sepinya order.
Agung berharap situasi ini cepat pulih sehingga order bisa kembali seperti semula. (roe)