Mojokerto, Lentera Inpiratif –
Hanum Dwi Aprilia, siswi kelas XII SMAN 1 Gondang, mendadak lumpuh. Kejadian itu setelah dirinya menjalani hukuman squat jump akibat keterlambatannya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Jumat (13/07/2018), lalu.
Kini, gadis asal Krian yang juga santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ghoits tersebut hanya bisa terbaring. Ia kini menjalani pengobatan alternatif di sangkal putung Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet, Kabpupaten Mojokerto. Saat dimintai keterangan oleh wartawan, Hanum yang didampingi ayahnya hanya bisa menangis.
Sementara, pengasuh Ponpes Al Ghoits, M. Rofiq Afandi menjelaskan, santrinya tersebut lumpuh sejak Rabu (18/07/2018) pagi, usai shalat subuh. Ia tidak bisa berjalan dan duduk. “Dia mengeluh saki hingga pungguh dan saya tidak tahu penyebabnya,” ungkap lelaki yang akrab disapa Gus Rofiq ini.
Menurutnya, ia sudah berusaha mengklarifikasi peristwa dengan menjelaskan bahwa selama mondok enam bulan santrinya tersebut tidak pernah mengeluh sakit. Hingga akhirnya, sepulang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di sekolahnya Hanum berjalan pincang dan harus dibantu oleh beberapa teman santrinya.
Waktu itu, menurut Gus Rofiq, Hanum mengeluh sakit mulari dari kaki hingga punggung. Kondisi tersebut setelah dirinya mendapatkan hukuman squat jump puluhan kali karena datang terlambat saat mengikuti kegiatan.
“Mulanya hukuman hanya dengan membaca surat pendek, dan melakukan Squat jump sebanyak 60 kali. Sementara temannya yang juga datang terlambat, tidak mau melakukannya dan hukuman ditimpakan ke Hanum dengan 100 kali squat jump. Namun, belum sampai 100 kali melakukan hukuman, Hanum tidak kuat,” terangnya
Dikatannya, pihak sekolah telah memberikan bantuan biaya pengobatan sebesar Rp 1 juta. “Saya memang berharap pihak sekolah membantu biaya pengobatannya, karena keluarga Hanum adalah keluarga pas-pasan. Ayahnya hanya kuli bangunan,” tandasnya. (and)
