Nasional

Pembakaran Bendera HTI Saat HSN, Ini Respon Ponpes Tebuireng

×

Pembakaran Bendera HTI Saat HSN, Ini Respon Ponpes Tebuireng

Sebarkan artikel ini
foto : istimewa.

foto : kh.sholahuddin wahid. 

JOMBANG – Saat peringatan Hari Santri Nasional (HSN), pada Senin (22/10/2018) lalu, yang berada di Garut, Jawa Barat, akhirnya terjadi sebuah polemik. Pasalnya, saat berlangsungnya acara tersebut, ada sekelompok orang yang mencoba diduga untuk membuat kegaduhan. Sebab, sekelompok orang itu telah mengibarkan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang bertuliskan kalimat tauhid.

Sontak melihat bendera HTI berkibar, akhirnya beberapa Banser mengambil serta membakar bendera tersebut. Karena, HTI adalah salah satu Ormas yang dilarang dan berdiri di NKRI. Atas insiden itu, akhirnya terjadi polemik diberbagai lapisan masyarakat.

Namun, adanya insiden pembakaran bendera HTI itu, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, akhirnya turut merespon persoalan itu dan mengeluarkan pernyataan sikap. Pernyataan itu disampaikan secara langsung oleh pengasuh pesantren Tebuireng KH Salahuddin, saat konferensi pers,
Sabtu (27/10/2018).

Akan tetapi, Gus Sholah sapaan akrab KH. Salahuddin Wahid, pihaknya menyesalkan terjadinya peristiwa itu yang dimulai dengan penyusupan seseorang yang membawa bendera berkalimat tauhid atau bendera HTI saat acara Hari Santri Nasional. Karena dari situlah bendera tersebut kemudian dibakar oknum Banser dan berdampak pada kegaduhan secara nasional.

“Persepsi masyarakat terbelah menjadi dua atas peristiwa tersebut. Pertama, menyatakan bahwa tindakan oknum Banser itu tidak bisa dibenarkan. Kedua, menyatakan bahwa tindakan Banser itu benar sebagai antisipasi terhadap bahaya yang lebih besar, “terang Gus Sholah.

Adik Kandung Presiden Republik Indonesia yang Ke – 4, KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur, menyatakan, sebagain besar masyarakat merasa tidak nyaman bahkan marah akibat kejadian itu. Namun menurut Gus Sholah, penyusupan pada acara HSN dan tindakan pembakaran itu tidak etis.

“Kami menghargai permohonan maaf oknum Banser dan juga penyusup yang membawa bendera. Akan tetapi, kami meminta kepada pihak kepolisian agar menindaklanjuti proses hukum secara tuntas terhadap penyusupan pada acara HSN itu, “tegasnya.

Gus Sholah juga berharap kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa. “Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mengedepankan kearifan dan tenggang rasa demi menjaga ukhuwah islamiyah dan wathaniyah, “tutupnya. (toni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *