Museum Gubug Wayang resmi dibuka pada 15 Agustus 2015 oleh Drs. Suyadi, atau lebih dikenal sebagai Pak Raden, sosok di balik karakter legendaris Si Unyil. Museum ini menyimpan ratusan koleksi boneka Si Unyil, termasuk buku-buku tentang seni mendalang dan tari.
“Koleksi boneka Si Unyil di Gubug Wayang ada ratusan, termasuk buku dalang dan menari. Pak Raden mengharapkan anak-anak Indonesia senang dengan budaya Indonesia, seperti mendalang dan menari,” jelas Sya’dan.
Selain sebagai tempat rekreasi, Museum Gubug Wayang juga aktif dalam program edukasi bagi generasi muda. Berbagai kegiatan diselenggarakan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja.
“Kami ada sejumlah video yang diunggah di media sosial. Menurut saya, akhir dari online pasti offline. Ketika saat ini masih gencar-gencarnya online, suatu saat nanti mereka akan ingin melihat secara langsung koleksi dari para pelestari budaya. Kami hadir untuk menjembatani dari apa yang zaman dulu ada, zaman sekarang ada, hingga nanti di masa depan ada. Keingintahuan mereka akan terjawab dengan koleksi Gubug Wayang,” tambahnya.
Museum ini memiliki lebih dari 9.800 koleksi wayang, termasuk wayang kulit, wayang golek, wayang odol, wayang pring, wayang suket, wayang lontar, wayang beber, wayang relief, dan wayang potehi.
“Wayang relief berupa ukiran-ukiran di candi yang direpresentasikan para seniman melalui kitab-kitab pemuka agama pada zaman kerajaan Nusantara lama. Ada juga wayang potehi dari dataran Tiongkok selatan yang masuk lewat perdagangan di Nusantara,” terang Sya’dan.
Museum Gubug Wayang yang berlokasi di Jalan R.A Kartini Nomor 23, Mergelo, Kauman, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto ini menjadi destinasi wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi. Buka setiap akhir pekan, museum ini bisa menjadi pilihan alternatif bagi pecinta seni dan budaya yang ingin memperkaya wawasan mereka tentang warisan budaya Indonesia.(Irm)