Jawa TimurPeristiwa

Usai Tragedi Kanjuruhan, Aremania Bakal Gugat Panpel

×

Usai Tragedi Kanjuruhan, Aremania Bakal Gugat Panpel

Sebarkan artikel ini

 

Lenterainspiratif.id | Malang – Ratusan nyawa melayang sia-sia buntut tragedi mengenaskan usai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Pasca insiden itu Aremania bersiap melayangkan gugatan kepada pihak panitia pelaksana pertandingan laga paling bergengsi tersebut.

Salah satu perwakilan Aremania, Dersey mengatakan, harus ada yang bertanggung jawab atas insiden di Stadion Kanjuruhan. Terutama dari pihak panitia.

“Harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun itu namanya, Panpel atau siapa pun sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab,” tegas Dersey saat aksi lilin keprihatinan di depan Stadion Gajayana, Senin (2/20/2022).

Dersey menjelaskan, bahwa Aremania berharap hukum ditegakkan secara adil. Kuat dugaan bahwa ada aktor yang menggerakkan kerusuhan tersebut.

“Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kami betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur kami yang telah meninggal,” kata Dersey.

Dersey melanjutkan, bahwa dirinya bersama Aremania yang lainnya akan melayangkan guguatan terhadap Panpel berkaitan dengan insiden memilukan yang telah terjadi.

“(Menggugat) Panpel, karena yang bertanggung jawab adalah Panpel. Pada pertandingan itu perangkat keamanan itu hanya sekedar back up yang diminta oleh Panpel,” ungkapnya.

Menurutnya, panpel bertanggung jawab dari awal. Dia juga menyinggung soal pintu stadion yang cuma dibuka satu.

“Panpel yang bertanggung jawab mulai izin, keamanan, pintu gerbang dibuka dan ditutup jam berapa sampai jam berapa. Ini kan kemarin pintu gerbang hanya satu, menurut informasi yang kami dapat, yang dibuka. Itu Panpel yang harus bertanggung jawab,” lanjut Dersey.

Soal adanya dugaan pelanggaran penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Dersey mengaku telah melakukan kajian bersama penasihat hukum untuk mencari langkah hukum yang tepat.

“Itu kami kaji bersama penasihat hukum. Karena jelas-jelas itu nyata, bahwa apa yang menjadi statuta FIFA setiap pertandingan di seluruh dunia tidak boleh menggunakan gas air mata. Kenapa itu terjadi di Kanjuruhan yang mengakibatkan terbunuhnya ratusan orang suporter Aremania? Maka itu juga bagian yang kami tuntut dan agar siapa pelaku atau yang memerintahkan terjadinya penembakan gas air mata harus diadili dan bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dari saudara-saudara kami,” ungkap Dersey. (Fi)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *