Jawa TimurPeristiwa

Terungkap! 3 Santri Jadi Korban Penganiayaan di Ponpes Gontor, Ponorogo

×

Terungkap! 3 Santri Jadi Korban Penganiayaan di Ponpes Gontor, Ponorogo

Sebarkan artikel ini
Penganiayaan
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo

Lenterainspiratif.id | Ponorogo  – Polisi terus mendalami kasus penganiayaan di Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. Fakta demi fakta pun mulai terkuak.

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, selain korban AM yang meninggal dunia. Masih ada 2 santri lainnya yang turut menjadi korban.

“Total ada 3 santri, termasuk korban AM. Untuk yang 2 santri luka-luka,” ujar AKBP Catur Cahyono Wibowo, Selasa (6/9/2022).

Namun hingga kini belum ada yang ditetapkan tersangka. Polisi masih terus melakukan pemeriksaan. Pelakunya diduga santri dan senior korban di pesantren tersebut.

“(Pelaku) yang pasti belum (diamankan), kami akan lakukan proses,” katanya.

Sebelumnya, seorang ibu bernama Soimah asal Palemban, Sumatera Selatan, yang mengadu ke pengacara Hotman Paris bahwa anaknya berinisial AM (17) menjadi korban penganiayaan di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo.

Soimah mengatakan, anaknya meninggal dunia pada (22/8/2022) lalu, pukul 06.45 WIB. Dan dia baru mendapat kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB.

“Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami,” ungkap Soimah sambil terus menangis, Senin (5/9/2022).

Menanggapi, hal itu, Hotman Pari lantas menghubungi dan meminta Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta segera mengusut tuntas kasus ini.

“Halo Pak Kapolda Jawa Timur, di sini ada seorang ibu yang datang ke saya bertemu Hotman di Palembang, katanya anaknya meninggal di Gontor 1, diduga tindak kekerasan,” kata Hotman sembari merekam video.

“Mohon Pak Kapolda menyelidiki soal meninggalnya anak Bu Soimah ini, diduga ada penganiayaan,” sambung Hotman.

Anak Soimah itu saat ini sudah dimakamkan, namun Soimah menyebut ada kejanggalan pada kematian anaknya itu.

“Saat dimakamkan kafannya ada darah, dan ganti kafan sebanyak dua kali,” kata salah seorang kerabat Soimah di lokasi. (Ji)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *