Lenterainspiratif.com | Halsel – Aliansi Pemuda-Mahasiwa Gura’ici (APMG) Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), kembali soroti perencanaan Pemekaran Kecamatan Kepulauan Gura’ici, yang diupayakan oleh salah satu Forum, yakni Forum Pemekaran Kecamatan Gura’ici (FPKG) dengan bersama kepala-kepala Desa se-Kepulauan Gura’ici, sebagai kecamatan baru.
Pasalnya, upaya yang di lakukan oleh FPKG itu, dinilai sepihak, sangat keliru, dan asal-asalan.
Sebagai Koordinator APMG, Sarjan Hud, saat di konfirmasi awak media, Jumat (04/09/2020), menyampaikan upaya mendorong pemekaran saat ini sangat bernuansa kepentingan sepihak, tidak mendasar, asal-asalan dan juga terlalu taktis.
“Karena dalam proses desain dari awal sudah menimbulkan banyak pro-kontra, antara sesama,” ucap Janter sapaan akrab Sarjan Hud
Menurutnya, banyak proses yang patut di pertanyakan dalam 2 kali pertemuan yang di helat oleh FPKG ini, karena kata Janter, pertemuan yang terakhir bertempat di Desa Buli beberapa hari lalu.
Lanjut Kordinator ini, bahwa dalam pertemuan khusus FPKG dan Kepala-Kepala Desa pertama hingga kedua sangatlah terbatas dan tertutup. Katanya, yang hadir hanyalah beberapa kapala Desa dan Staf, tidak melibatkan secara keseluruhan kalangan pemuda dan Mahasiswa di Kepulauan Gura’ici, serta tokoh masyarkat dan masyarkat adat.
“Saya mengingatkan upaya perjuangan pemekaran untuk akhir tahun ini bukanlah yang paling fundamental, menurut saya hal itu sangatlah keliru jika para kepala-kepala Desa saat ini sibuk membuat pertemuan dan membahas hal-hal yang tidak terlalu urgent dimasyarakat, apa lagi jika menggunakan anggaran Dana Desa untuk kegiatan ini,” tandasnya.
Janter bilang, Pemerintah Desa harusnya lebih fokus dengan Kesiapan ekonomi dan Kesiapsiagaan dalam menghadapi Covid-19 menjelang agenda besar pesta Demokrasi di Kabupaten Halmahera Selatan.
“Kritik tajam yang di sampaikan ini di tujukan kepada Forum Pemekaran dan Kades-Kades Pulau Guraici,” tegasnya.
“Janganlah ada gerakan tambahan dimoment seperti ini, apabila Forum pemekaran terus di lakukan sepihak, kami sangat merasa risih ketika upaya ini dilakukan,” ujarnya.
Pihaknya kembali menjelaskan, bahwa hal ini sangat tidak mengedepankan kepentingan secara keseluruhan, ketika pihaknya mencoba berkoordinasi dengan beberapa mahasiswa di Desa Talimau, Gunange, dan beberapa mahasiswa di 7 (tujuh) Desa lainnya, mereka dan masyarkat pun nyaris tidak tahu menahu persoalan ini.
“Kami atas nama Aliansi Pemuda-Mahasiswa Gura’ici (APMG) tetap menilai kebijakan FPKG ini sangat keliru, asal-asalan dan tidak melalui tahapan-tahapan yang tepat,” sikapnya.
“Jadi kami akan tetap memboikot agenda-agenda pertemuan terkait dengan pemekaran dan meminta para kepala-kepala Desa agar segera kembali ke tempatnya masing-masing untuk lebih fokus memantau kondisi dan kesiapan masyarkat untuk lebih sigap menghadapi kemungkinan-kemungkinan penyebaran covid-19 di agenda Daerah beberapa bulan kedepan ini,” ungkapnya. (Toks).