
HALUT – Mengantisipasi pergerakan masyarakat yang menolak hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden disaat pengumuman oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tanggal 22 Mei nanti, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) lewat Kepolisian Resort (Polres) Halmahera Utara, menggelar hubungan interaktif lewat sambungan video internet (Video Confrence) dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Utara Brigjen Pol Drs Suroto.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Halmahera Utara, Aiptu Hopni Saribu kepada wartawan www.lenterainspiratif.com, menjelaskan, pihaknya tinggal mengikuti arahan dari pimpinannya. Menurut dia, dari informasi yang beredar, ada pihak-pihak tertentu yang tidak percaya dengan perhitungan KPU.Alasannya, tambah Kasubag Humas, beredar isu tentang banyaknya kematian Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Antisipasi pengumuman KPU tanggal 22 Mei 2019, karena ada yang tidak percaya dengan perhitungan KPU. Selain itu, ada juga isu yg digemboskan, adalah kematian dari anggota KPPS”, kata Hopni mengutip pernyataan Kapolda, Selasa (14/5/2019).
Sebab itu, lanjut Kasubag Humas, Kapolda mengarahkan, untuk tetap siaga dari tanggal 16 Mei ini. Selain itu, Brigjen Pol Drs Suroto, juga menghimbau, agar anggotanya dapat mendeteksi sedini mungkin, pergerakan massa yang akan keluar dari Maluku Utara (Malut) dalam rangka melakukan aksi ini.
“Masing-masing Polres dan Polsek melakukan penggalangan kepada tokoh-tokoh masyarakat, sehingga dapat memberikan kesejukan agar tidak mudah terprovokasi, “tutup Kapolda Maluku Utara (Malut), kata Aiptu Hopni Saribu. (reynold/dit)





