
Mojokerto- Anggaran Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) yang mencapai Rp 112 miliar yang sebagianya digunakan Dana pemeliharaan jalan raya Surabaya-Mojokerto mulai diulik oleh sejumlah elemen masyarakat. Lantaran, menilai plafon anggaran rehabilitasi jalan sebesar Rp 112 miliar berbanding terbalik dengan kondisi jalan protokol dibawah kewenangan Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II yang kini rusak parah.
Mohamad Mustofa ST. pengamat jalan sekaligus Direktur Lembaga Pemuda Garuda Bersatu (PGB), Kamis (24/1/2019) mengatakan bahwa, pos anggaran perbaikan jalan dan jembatan untuk PJN Metropolitan II tahun 2018 mencapai kurang lebih Rp 112 miliar. Naif jika kondisinya justru tak membaik setelah diguyur anggaran ratusan miliar rupiah. Karenanya, kami mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menelusuri aliran dana di Satker tersebut.
Mustofa mengaku, melihat keganjilan dalam proyek pemeliharaan jalan tersebut.”Area mana yang dikerjakan selama tahun 2018. Idealnya, seluruh jalan raya mulai Balongbendo – Mojokerto – Jombang – Kertosono dan Gempol, mulus. Jika berlubang – lubang dan rusak parah seperti saat ini, saya pesimis jalan tersebut diperbaiki tahun lalu, ” sindirnya.
Sebagai wujud transparansi, Mustofa mendesak APH turun tangan.” KPK, Kejaksaan, dan kepolisian harus mengusut anggaran di dinas tersebut. Sehingga semuanya terang benderang tidak ada dusta diantara, ” imbuhnya.
Sementara itu, setelah sekian waktu bungkam pihak PJN Metropolitan II akhirnya buka suara. Kepala TU PJN, Soegito mengatakan keheranannya dengan hasil pekerjaannya.” Saya juga heran, itu pakai (kendaraan) apa malam ditambal pagi rusak lagi,” katanya ketika dihubungi melalui sambungan telepon kemarin.
Ia mengatakan, sebenarnya telah merespon kerusakan jalan tersebut. “Saya mengerjakan jalan tidak hanya 10 km, tapi 120 km. Kalau di Balongbendo, itu harus menunggu karena kita mengutamakan lubang-lubang besar, dan sampai saat ini kita mengerjakan yang ada di Jombang. Tapi tetap akan ditambal. Tidak ada target sampai kapan, tapi tetap akan kita tambal, ” elaknya.
Sebab, lanjutnya, sementara ini pihaknya pakai dana talangan.” Sekarang kan awal tahun anggaran, itu belum dilelang. Anggarannya (tahun 2019) ini Rp 80 miliar. PPK kita sampai sekarang belum terima SK,” ungkapnya.
sebelumnya Ruas jalan protokol Surabaya – Mojokerto terus menelan korban. Sejumlah pengendara kendaraan bermotor roda dua (R2) harus jadi korban kecelakaan lalu lintas akibat buruknya kondisi jalan yang berada dibawah kewenangan Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II.
Gerusan air hujan sejak sebulan terakhir telah membuat akses gratis yang seakan dianak tirikan pasca beroperasinya tol Surabaya – Kertosono itu menjadi area berkubang. Puluhan lubang dengan kedalaman bervariasi hingga 10 cm menjadi ancaman mematikan bagi pengendara kendaraan bermotor khususnya roda dua.
Sementara itu, sejak berita kerusakan jalan ini jadi viral di media sosial pihak Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II yang membawahi wilayah By Pass Balongbendo – Mojokerto – Jombang – Kertosono dan Gempol ujuk-ujuk turun tangan.
Satker ini memiliki 4 paket pekerjaan senilai Rp 28 miliar, Rp 32 miliar, Rp 46, miliar dan Rp 6 miliar untuk pelebaran jembatan Parengan, Bangsal serta pembenahan 17 jembatan. (roe)





