Tips

5 Tips Melindungi Anak Dari Predator Anak atau Pedofilia

Dari Predator Anak atau Pedofilia

 Dari Predator Anak atau Pedofilia

Lenterainspiratif.id | Tips Sehat – Selain kekerasan fisik dan verbal, pedofilia juga merupakan ancaman terbesar bagi anak-anak kita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pedofilia didefinisikan sebagai kelainan seksual yang menargetkan anak-anak sebagai objek seksualnya. Orang yang melakukannya disebut sebagai pedofil.

Dikutip dari WebMD, Seksolog Ray Blanchard, PhD, menjelaskan bahwa seorang pedofil memiliki orientasi seksual kepada anak-anak secara berulang. Usia yang paling umum menjadi korban pedofil yaitu 13 tahun ke bawah.

“Penganiaya anak ditentukan dari tindakan mereka. Sementara pedofil, ditentukan dari keinginan mereka. Beberapa pedofil dapat menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan anak-anak sepanjang hidup mereka,” kata Blanchard.

Sedangkan salah satu ciri-ciri pedofilia yang disebutkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi kelima, seorang pedofilia memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku berulang dan intens terhadap aktivitas seksualnya yang melibatkan anak pra-remaja.

“Dorongan seksual ini telah menyebabkan penderitaan yang signifikan atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya,” demikian isi DSM.

Untuk itu sebagai orang tua, kita harus selalu menjaga anak-anak agar tidak menjadi korban pedofil, sehingga tidak ada salahnya jika kita memikirkan cara agar anak kita tidak menjadi korban.

Berikut 5 cara menjaga anak agar tak jadi korban pedofil, sebagaimana dikutip dari All Pro Dad dan Parenting :

1. Mengenalkan anatomi tubuh ke anak
Pedofil biasanya sering menggunakan nama lucu untuk bicara organ seksual di tubuh anak. Untuk melindungi anak dari pedofil, pastikan anda menjelaskan nama organ dengan tepat untuk mencegah pelecehan seksual. Pengucapan nama organ intim seperti vagina atau penis bukan hal yang tabu, sehingga tidak perlu ditutup-tutupi.

Selain itu, jelaskan ke anak fungsi dari bagian tubuh mana saja yang bersifat pribadi, terutama empat bagian yakni mulut, dada, alat kelamin, dan bokong. Berikan pengertian ke anak bahwa empat area pribadi itu tidak boleh disentuh oleh sembarang orang, kecuali orang tua dan dokter dengan kondisi harus ditemani oleh orangtua.

2. Aktif di kehidupan anak
Ayah dan Bunda perlu mengetahui aktivitas sehari-hari anak dan dengan siapa saja mereka menghabiskan waktu. Bunda juga harus tahu orang-orang dewasa yang terlibat kegiatan bersama buah hati, seperti guru atau pengasuh.

Pedofil bisa berada di sekitar kita tanpa diketahui. Tak cuma orang asing, bisa saja pedofil berasal dari kalangan yang kita kenal.

3. Ajarkan anak untuk percaya intuisinya
Anak sebaiknya diajarkan untuk mengenal dan mendengarkan intuisinya. Intuisi adalah sistem pertahanan alami yang dirancang untuk melindungi kita dari situasi berbahaya.

Jika mereka merasa tidak nyaman, maka mereka bisa keluar dari situasi tersebut. Kita juga harus mendengarkan pendapat anak, misalnya ketika dia tidak mau pergi dengan orang tertentu, jangan terus memaksanya.

4. Ajarkan pentingnya kejujuran
Pedofil yang suka melakukan pelecehan seksual biasanya suka memanipulasi anak-anak untuk merahasiakan tindakannya. Orangtua perlu menanamkan sikap jujur agar anak tak suka menyimpan rahasia.

Ingatkan ke anak bahwa jangan menuruti permintaan orang dewasa yang memintanya untuk menyimpan rahasia ya, orangtua juga perlu membiasakan sikap ini agar Si Kecil selalu jujur pada apa pun yang dihadapinya.

5. Bangun kepercayaan dengan anak
Orangtua juga perlu membangun hubungan baik dan perasaan saling percaya dengan anak-anaknya. Jangan menjadi orang tua yang terus bertanya karena itu bisa membuat anak enggan bercerita.

Saat bicara dengan anak soal hal yang tidak pantas, jelaskan secara benar ya. Katakan bahwa Bunda memercayainya dan tidak akan marah dengan apa pun yang akan disampaikan. ( Tim )

Exit mobile version