Alasan Kenapa Pancasila Harus Di Menangkan, ini jawabanya - Lentera Inspiratif
Jumat, Agustus 19, 2022
  • Login
Lentera Inspiratif
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Nasional
  • Daerah
  • Internasional
  • Hobby
  • Politik
  • Hukum
  • Selebriti
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Foto
  • Wisata
No Result
View All Result
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Nasional
  • Daerah
  • Internasional
  • Hobby
  • Politik
  • Hukum
  • Selebriti
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Foto
  • Wisata
No Result
View All Result
Lentera Inspiratif
No Result
View All Result

Alasan Kenapa Pancasila Harus Di Menangkan, ini jawabanya

Sabtu, 30 September 2017
A A
0

Baca Juga

Pemerkosa Wanita Usai Kecelakaan di Tulungagung Terancam 9 Tahun Dibui

Majafest 2022, Upaya Pemkab Mojokerto Gerakkan Roda Ekonomi Pasca Pandemi

Kakek 68 Ditemukan Tersesat di Tengah Hutan Usai 6 Hari Menghilang

Sidang Mas Bechi, Aliansi Kota Santri Lawan Kekerasan Seksual Geruduk PN Surabaya

Team lenterakiri.com -“Menangkan Pancasila” itu, ada banyak sekali pertanyaan dari khalayak. Kenapa ada kampanye “Menangkan Pancasila”, bukankah Pancasila sudah menang hari ini? Bukankah Pancasila masih sebagai Dasar Negara kita hingga hari ini? Bukankah Pancasila itu sudah ideologi final? Ada juga yang mempertanyakan, kenapa PRD tiba-tiba getol mengkampanyekan Pancasila? Baiklah, saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. 
Pancasila sebagai Dasar Negara 
Sejak ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 hingga sekarang, Pancasila memang masih Dasar Negara kita. Tidak ada yang menyangkal fakta tersebut. Namun, Pancasila sebagai Dasar Negara tidak bisa sekedar pengakuan formal dalam dokumen Negara. Pancasila harus menjadi norma yang menjiwai seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila harus hadir sebagai “pandangan hidup” manusia Indonesia, baik rakyat biasa maupun penyelenggara Negara. Saya kira, itulah yang diimpikan oleh Bung Karno ketika beliau bicara perlunya philosophisce grondslag dalam pidato 1 Juni 1945. Masalahnya sekarang, sudahkah Pancasila menjadi norma yang menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara? Sudahkah Pancasila menjadi norma yang menjiwai para penyelenggara Negara? Sebagian anda bisa saja bersikukuh bahwa Pancasila sudah hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi, kita tidak bisa menafikan fakta, bahwa ada banyak perilaku penyelenggara Negara dan kebijakan penyelenggara negara yang memunggungi nilai-nilai Pancasila. Maraknya praktek korupsi di kalangan penyelenggara Negara adalah bukti bahwa moral penyelenggara Negara masih belum sepenuhnya Pancasila. Mental “pejabatisme”—istilah yang dipopulerkan oleh Almarhum Nurcholis Majid, yakni perilaku arogan, penuh gengsi, dan sewenang-wenang penyelenggara negara—masih menjangkit banyak pemangku jabatan publik di Negeri ini. Begitu juga kebijakan penyelenggara Negara, banyak sekali yang memunggungi nilai-nilai Pancasila. Mulai dari kebijakan ekonomi yang justru memperkaya segelintir orang dan korporasi asing. Hingga hilangnya nilai “musyawarah” dalam merumuskan kebijakan pembangunan nasional. Karena itu, bicara “Menangkan Pancasila” berarti sebuah upaya untuk menghadirkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentu saja, dengan keteladanan para penyelenggara negara melalui sikap, perilaku, dan kebijakannya. 
Urgensi Memenangkan Pancasila
 Namun, bagi PRD sendiri, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Pancasila sangat mendesak untuk dimenangkan hari ini. Pertama, bangkitnya politik sektarian yang mengabaikan fakta historis dan objektif bahwa kita bangsa yang beraneka ragam suku, agama, ras, bahasa dan adat-istiadat. Bahkan, tidak sedikit dari kelompok politik sektarian ini juga membawa visi politik yang ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan dasar ideologis yang sektarian. Jika tidak diantisipasi, kebangkitan politik sektarian ini bisa mendorong bangsa ini dalam perpecahan. Karena itu, memenangkan Pancasila berarti menegakkan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, yang dipayungi oleh Bhineka Tunggal Ika. Kedua, melebarnya jurang ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan sosial. Merujuk ke laporan OXFAM, peringkat ketimpangan di Indonesia berada di posisi enam terburuk di dunia. Masih menurut laporan itu, kekayaan 4 orang terkaya Indonesia sama dengan gabungan kekayaan 40 persen atau 100 juta penduduk termiskin Indonesia. Kemudian, sebanyak 49 persen dari total kekayaan Indonesia dikuasai hanya oleh 1 persen warga terkaya—termasuk 4 orang terkaya tadi. Sementara 51 persen sisanya diperebutkan oleh 99 persen penduduk. Penyebab ketimpangan ini, sebagaimana diakui oleh IMF sendiri, disebabkan oleh liberalisasi ekonomi yang ugal-ugalan. Mulai dari kebijakan liberalisasi investasi i dan perdagangan hingga privatisasi. Dan tidak bisa dipungkiri, sejak bergulirnya reformasi hingga hari ini, liberalisasi ekonomi di Indonesia memang berlangsung sangat ugal-ugalan. Sejak pemerintah Indonesia patuh pada dikte IMF melalui Letter of Intent (LOI), lalu makin massif di dua tahun pemerintahan SBY, dan masih berlanjut di bawah pemerintahan Joko Widodo saat ini. Liberalisasi ugal-ugalan itu menyebabkan Indonesia mengalami banjir bah investasi asing. Akibatnya, sumber daya alam dikuasai dan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh korporasi asing. Akibatnya lagi, segala potensi kita untuk menjadi bangsa yang maju dan makmur, yakni keuntungan ekonomis dari pengelolaan sumber daya alam, justru mengalir ke kantong-kantong perusahaan asing di luar Negeri. Ironisnya lagi, demi memfasilitas keinginan investor asing itu, penyelenggara negara seringkali membuat kebijakan yang merugikan rakyat, seperti perampasan lahan untuk investasi dan politik upah murah. Bukan cuma itu, sudah mengeruk habis kekayaan alam kita, korporasi-korporasi asing itu diberi keringanan pajak. Ajaib, kan? Tidak hanya itu, atas desakan Bank Dunia dan IMF, berbagai layanan publik kini diserahkan pada mekanisme pasar dan dijalankan di atas logika bisnis. Mulai dari pengelolaan air bersih, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Privatisasi layanan publik ini bukan hanya mencegat kemampuan rakyat mengakses layanan dasar, tetapi juga menciptakan diskriminasi sosial atau layanan berbasis kelas sosial. Ini nampak nyata dalam layanan pendidikan dan kesehatan. Ironisnya lagi, berbagai agenda liberalisme ekonomi ugal-ugalan itu dipayungi oleh Undang-Undang. Akibatnya, sejak reformasi hingga sekarang, banyak sekali Undang-Undang kita yang berjiwa liberalisme ekonomi. Bagi PRD, liberalisasi ekonomi ugal-ugalan itu bertolak-belakang dengan perintah Konstitusi, khususnya pasal 33 UUD 1945. Juga memunggungi nilai-nilai Pancasila, terutama perikemanusiaan, demokrasi dan keadilan sosial. Karena itu, memenangkan Pancasila berarti menghentikan liberalisme ekonomi ugal-ugalan. Dan itu mensyaratkan adanya perombakan terhadap Undang-Undang yang mengandung agenda liberalisme ekonomi. 
Pancasila sebagai “Meja Statis” dan “Leitstar Dinamis” 
 Bung Karno, sang penggali Pancasila, pernah bicara tentang Pancasila sebagai “Meja Statis” dan “Leitstar Dinamis”. Pancasila sebagai “meja statis”berarti Pancasila sebagai dasar negara atau fondasi bernegara yang statis, kokoh, tidak berubah sampai kapan pun. Dan itu bisa terjadi karena lima nilai yang menjiwai Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Perikemanusiaan, Demokrasi dan Keadilan Sosial, bisa mempersatukan kehendak, jiwa, dan cita-cita segenap bangsa Indonesia. Sebagai meja statis, Pancasila menjadi dasar negara yang mempersatukan Bangsa Indonesia. Tetapi Pancasila juga sebagai leitstar atau bintang pimpinan yang memberi arah bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam menggapai cita-cita nasionalnya. Dan sebagai leitstar, Pancasila harus dinamis, harus selalu senapas dengan perkembangan zaman. Kenapa harus dinamis? Pertama, Pancasila itu harus bisa melakukan appeal, atau ajakan/seruan, agar rakyat terus mengikuti panggilannya. “Pancasila harus bisa menggerakkan rakyat untuk berjuang menggapai cita-cita,” kata Bung Karno. Tentu saja, agar Pancasila bisa menjadi appeal, dia tidak bisa menjadi doktrin yang kaku dan disakralkan seperti dipraktekkan di zaman Orde Baru. Sebaliknya, Pancasila harus tampil sebagai perangkat gagasan atau pengetahuan yang senapas dengan perkembangan zaman. Kedua, Pancasila harus bisa menjawab persoalan kebangsaan setiap zaman. Di sini Pancasila diharapkan tidak menjadi seperangkat gagasan yang menggantung di langit retorika, tetapi bisa dipraktekkan sekaligus menjawab berbagai persoalan kebangsaan. Karena itu, sebagai leitstar yang dinamis, Pancasila tidak perlu dipertentangkan dengan setiap upaya untuk menggali dan memperkaya Pancasila dengan gagasan-gagasan yang memajukan dan lebih praksis. 
PRD Kampanye Pancasila 
Sejak tahun 2010, melalui Kongresnya yang ke-7, PRD berganti azas dari Sosial Demokrasi Kerakyatan menjadi Pancasila. Pasca kongres itu, PRD aktif melakukan internalisasi ideologi Pancasila ke kader-kadernya, mulai dari pendidikan partai hingga materi bacaan. Disamping itu, PRD juga rutin mensosialisasikan Konstitusi Republik Indonesia, yakni UUD 1945, ke seluruh kader dan simpatisannya. PRD sangat sadar sesadar-sadarnya, bahwa Pancasila dan UUD 1945 bisa menjawab berbagai persoalan kebangsaan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Termasuk menghadapi liberalisme ekonomi yang meruntuhkan kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian bangsa kita. Bahkan, sejak tahun 2011, PRD aktif membangun gerakan nasional pasal 33 UUD 1945. Maksud gerakan ini adalah mengajak bangsa ini, terutama penyelenggara Negara, untuk mengembalikan tata kelola sumber daya alam dan penyelenggaraan ekonomi ke garis konstitusi: pasal 33 UUD 1945. Sama halnya dengan persoalan bangsa hari ini, seperti sudah dijelaskan di atas, PRD menyimpulkan bahwa Pancasila bisa menjadi obatnya. Tentu saja, dengan mengembalikan Pancasila sebagai norma atau pandangan hidup yang menjiwai kehidupan berbangsa, termasuk penyelenggara negara. Kampanye “Menangkan Pancasila” sendiri sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu, melalui sebuah Rapat Umum “Menangkan Pancasila” di Gedung Trisula Perwari di jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, yang bertepatan dengan Peringatan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2016. (Rudi Hartono PRD) opini partai rakyat demokratik sumber berdikari online 
editor : siswanto/ didit siwantoro
Share on FacebookShare on TwitterTelegram

BeritaTerkait

Pemerkosa wanita, Tulungagung,

Pemerkosa Wanita Usai Kecelakaan di Tulungagung Terancam 9 Tahun Dibui

Kamis, 18 Agustus 2022
Mojofest 2022, Pemkab Mojokerto, Mojokerto,

Majafest 2022, Upaya Pemkab Mojokerto Gerakkan Roda Ekonomi Pasca Pandemi

Kamis, 18 Agustus 2022
Kakek, Tersesat, Dihutan,

Kakek 68 Ditemukan Tersesat di Tengah Hutan Usai 6 Hari Menghilang

Kamis, 18 Agustus 2022
Mas Bechi, Aliansi Kota Santri, PN Surabaya,

Sidang Mas Bechi, Aliansi Kota Santri Lawan Kekerasan Seksual Geruduk PN Surabaya

Kamis, 18 Agustus 2022
Maria Vania

Presenter Cantik Maria Vania Ditawar Hingga Ratusan Juta Sekali Kencan

Kamis, 18 Agustus 2022




BeritaTerkait

Puisi : Sastra yang Dianggap Alay Kids Zaman Now
Opini

Puisi : Sastra yang Dianggap Alay Generasi Zaman Now

Sabtu, 4 Juni 2022
0

...

Read more
Gambar ilustrasi
Gaya Hidup

5 Ide Bisnis yang Bisa Dikerjakan Mahasiswa Sekarang Ini

Kamis, 12 Mei 2022
0

...

Read more
Viral Diet Kopi Campur Lemon
Opini

Viral Diet Kopi Campur Lemon, Simak Ini Fakta Sebenarnya

Sabtu, 4 September 2021
0

...

Read more
Waktunya Melenial Kabupaten Mojokerto Bersuara, Wujudkan Pilkada 2020 Berintegritas
Opini

Waktunya Melenial Kabupaten Mojokerto Bersuara, Wujudkan Pilkada 2020 Berintegritas

Senin, 30 November 2020
0

...

Read more
Gambar Ilustrasi
Gaya Hidup

Apakah Anda Benci Hari Senin? Ini Kata Psikolog

Senin, 23 November 2020
0

...

Read more




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terpopuler

sisik kaki ayam juara, ayam bangkok juara, katuragan ayam bangkok juara, sisik kaki ayam pukul saraf
Hobby

Cara Agar Kaki Ayam Kuat Dan Keras Berpotensi Pukul Mati 

Minggu, 26 September 2021
0

Ayam Juara | lenterainspiratif.id - Bagi para petarung ayam aduan atau boto, bahwa kaki ayam bangkok, ayam birma, pakhoy atau...

Read more
Tips

30 Link Twibbon Spesial HUT RI KE-77 Gratis !!

Selasa, 16 Agustus 2022
0

Lenterainspiratif.id | Tips - 17 Agustus 2022 nanti, masyarakat Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan RI yang ke-77. HUT RI ke...

Read more
sisik kaki ayam juara, ayam bangkok juara, katuragan ayam bangkok juara, sisik kaki ayam pukul saraf
Hobby

Ciri Sisik Kaki Ayam Bangkok Pukul Mati

Minggu, 20 September 2020
0

Foto : Ciri Kaki ayam pukul mati Lenterainspiratif.com | Ayam Petarung - Bagi para penghobi ayam petarung dalam memilih ayam...

Read more
CSR, kota Mojokerto, Mojokerto,
Hukum

Diduga Selewengkan Dana CSR, Pejabat Pemkot Mojokerto Mulai Diperiksa Kejaksaan

Selasa, 9 Agustus 2022
0

Lenterainspiratif.id | Mojokerto - Pejabat Pemkot Mojokerto akhirnya diperiksa Kejaksaan Negeri (Kejari ) Kota Mojokerto, Hal itu setelah adanya dugaan...

Read more




Berita Terpopuler

  • sisik kaki ayam juara, ayam bangkok juara, katuragan ayam bangkok juara, sisik kaki ayam pukul saraf

    Cara Agar Kaki Ayam Kuat Dan Keras Berpotensi Pukul Mati 

    453 shares
    Share 181 Tweet 113
  • 30 Link Twibbon Spesial HUT RI KE-77 Gratis !!

    294 shares
    Share 118 Tweet 74
  • Ciri Sisik Kaki Ayam Bangkok Pukul Mati

    272 shares
    Share 109 Tweet 68
  • Diduga Selewengkan Dana CSR, Pejabat Pemkot Mojokerto Mulai Diperiksa Kejaksaan

    261 shares
    Share 104 Tweet 65
  • Cara Memilih Ayam Aduan Pukul Sadis

    252 shares
    Share 101 Tweet 63

Berita Terkini

Pemerkosa wanita, Tulungagung,

Pemerkosa Wanita Usai Kecelakaan di Tulungagung Terancam 9 Tahun Dibui

Kamis, 18 Agustus 2022
Mojofest 2022, Pemkab Mojokerto, Mojokerto,

Majafest 2022, Upaya Pemkab Mojokerto Gerakkan Roda Ekonomi Pasca Pandemi

Kamis, 18 Agustus 2022
Kakek, Tersesat, Dihutan,

Kakek 68 Ditemukan Tersesat di Tengah Hutan Usai 6 Hari Menghilang

Kamis, 18 Agustus 2022
Mas Bechi, Aliansi Kota Santri, PN Surabaya,

Sidang Mas Bechi, Aliansi Kota Santri Lawan Kekerasan Seksual Geruduk PN Surabaya

Kamis, 18 Agustus 2022
Maria Vania

Presenter Cantik Maria Vania Ditawar Hingga Ratusan Juta Sekali Kencan

Kamis, 18 Agustus 2022


https://youtu.be/vgs2A20DOjI

Tips

Ibu menyusui
Tips

Simak, 7 Makanan Pelancar ASI Untuk Ibu Menyusui

Kamis, 18 Agustus 2022
0

...

Read more

30 Link Twibbon Spesial HUT RI KE-77 Gratis !!

Selasa, 16 Agustus 2022
Koresterol

Simak Cara Alami Menurunkan Kolesterol Tanpa Obat

Selasa, 16 Agustus 2022
Kereta Api, Aturan,

Aturan Baru Naik Kereta Api, Belum Vaksin Booster, Wajib PCR!

Senin, 15 Agustus 2022
Pendakian, Mendaki Gunung, Agustus,

Simak Rek! Tips Mendaki Gunung di Bulan Agustus

Sabtu, 13 Agustus 2022

Next Post

mahasiswa dan masyarakat padati halaman graha futsal majapahit, melihat film G30S/PKI

Limbah Yang Ada Di Dusun Grudo Dinyatakan B3

PC PMII Ternate Gelar Mapaba Untuk Ciptakan Kader Militan Serta Mampu Memahami Gerak Zaman

  • PEDOMAN
  • REDAKSI
Lentera Inspiratif

Jaringan Media

Copyright © 2022 Lenterainspiratif.id, All right reserved

  • Login
No Result
View All Result
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Nasional
  • Daerah
  • Internasional
  • Hobby
  • Politik
  • Hukum
  • Selebriti
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Foto
  • Wisata

Copyright © 2022 Lenterainspiratif.id, All right reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In